Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump bertemua Presiden China, Xi Jinping di Buenos Aires, Argentina pada Sabtu 1 Desember 2018. (Foto: Li Xueren/Xinhua))
Shanghai - China ingin mengakhiri sengketa perdagangannya dengan Amerika Serikat (AS). Namun begitu, Negeri Tirai Bambu itu mengatakan, tidak akan membuat konsesi yang tidak masuk akal dengan Gedung Putih.
Jurnas.com melansir dari Reuters, China juga menekankan bahwa perjanjian apa pun harus melibatkan kompromi dan menguntungkan kedua sisi.
Para pejabat AS dan China sedang mengadakan pembicaraan di Beijing, pertama sejak Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menyetujui gencatan senjata 90 hari dalam perang dagang yang mengguncang pasar keuangan global.
China Daily dalam editorialnya, mengatakan, sikap Beijing tetap teguh bahwa perselisihan merugikan kedua negara dan mengganggu tatanan perdagangan internasional dan rantai pasokan.
"Namun, juga telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mencari solusi untuk friksi perdagangan dengan membuat konsesi yang tidak masuk akal, dan setiap perjanjian harus melibatkan saling memberi dan menerima dari kedua belah pihak," katanya.
Trump dan pejabat AS lainnya mengatakan, perundingan berjalan dengan baik dan ada tanda-tanda kemajuan mengenai masalah termasuk pembelian komoditas pertanian dan energi AS dan peningkatan akses ke pasar China.
Sekedar diketahui, pada Senin (7/1), kedua negara itu mengadakan pertemuan yang akan berakhir pada Rabu (9/1). Orang yang akrab dengan pertemuan itu mengatakan, AS menutut China mengakhiri pencurian dan memenuhi janjinya.
AS Desak Normalisasi Hubungan Israel-Saudi
Perang Dagang China Amerika Serikat