Kamis, 25/04/2024 13:50 WIB

AMSI Indonesia Sesalkan Gaya "Preman" Bandara Halim Terhadap Media

Wahyu Dyatmika mengatakan, gaya “Preman” pemaksaan oleh petugas bandara seharusnya tidak perlu terjadi jika pengelola bandara memiliki kebijakan yang lebih transparan.

Seorang yang mengenakan kostum Puskopau yang mengaku bernama Ari. Dialah yang melecehkan pekerjaan jurnalis yang menyebutkan media ecek-ecek (foto: Rusman/jurnas.com)

Jakarta – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Pusat meminta pihak TNI Angkatan Udara sebagai pengelola Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta bertanggungjawab memastikan seluruh jajarannya, dari atasan sampai petugas di lapangan bertugas dengan sopan dan beretika.

“Sangat menyesalkan terjadinya pelecehan yang dialami Pemimpin Redaksi jurnas.com, Rusman oleh oknum pengelola taksi Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta,” ujar Sekjen AMSI, Wahyu Dhyatmika.

Hal itu dikemukakan terkait gaya “preman” yang dilakukan dua pria berkostum Kapuspau (Pusat Koperasi Angkatan Udara) Pangkalan Udara (Lanud) Halim yang memaksa Pemimpin Redaksi jurnas.com untuk memperlihatkan ponselnya dengan tuduhan sebagai taksi online. Padahal sudah menginformasikan dan memperlihatkan dirinya kartu identitas sebagai jurnalis untuk menjemput keluarganya.

Dua orang yang mengaku bernama Bobi dan Ari itu tetap memaksa memegang langsung ponsel. Rusman menolaknya karena dianggap privasi dan  sudah cukup memperlihatkan identitas dan menyebutkan nama-nama anggota keluarganya. Yang disesalkan, adanya koaran dari seorang yang bernama Ari dengan menyebut “media ecek-ecek”. Baca Juga: Gaya "Preman" Puskopau Bandara Halim Lecehkan Jurnalis.

Si pelaku malah berkesan menantang untuk diberitakan. Dengan sikap itu, jurnas.com sebagai anggota AMSI yang kebanyakan anggotanya media mainstream di seluruh Indonesia,  sudah meminta dukungan organisasi dengan persoalan yang dialaminya.

Wahyu Dyatmika mengatakan, gaya “Preman” pemaksaan oleh petugas bandara seharusnya tidak perlu terjadi jika pengelola bandara memiliki kebijakan yang lebih transparan soal transportasi publik dan taksi online.

“Kalau pun sudah aturan bandara, penegakan aturan itu seharusnya menggunakan cara-cara yang etis dan santun. Juga tidak mengganggu kenyamanan warga pengguna bandara,” ujar Sekjen AMSI, Wahyu Dhyatmika yang juga sebagai Pemimpin Redaksi Tempo.co.

Dengan persoalan tersebut, Wahyu Dyatmika mengatakan, media massa merupakan mitra pemerintah dan otoritas publik dalam melaksanakan tugasnya. Karena itu, wartawan perlu dibantu dengan akses informasi, bukannya dilecehkan dan dihalang-halangi. “Tentu pihak TNI AU Seyogyanya mengklarifikasi kasus ini dengan segera mengumpulkan keterangan dari semua pihak agar terang duduk perkaranya,” ujar Wahyu.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), Marsma TNI  Novyan Samyoga berjanji akan memberikan teguran keras kepada oknum pengelola taksi Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.  "Kepada yang bersangkutan, tentu akan diberikan teguran keras agak tidak  mengulangi perbuatannya," ujarnya. Baca Juga: TNI AU Janji Bertindak Tegas "Preman" Puskopau Bandara Halim

Sementara itu Pemred jurnas.com mengatakan, masalah ini tidak hanya sekedar selesai dengan cara pelaku minta maaf. Pelaku, kata dia, telah menghina media yang dibesarkan dan harus membuat pernyataan sikap terbuka ke media lainnya.

“Biar pelaku rasakan bahwa membesarkan media tidak dengan cara ecek-ecek. Apalagi masalah ini sudah saya ungkap ke sosial media dan asosiasi tempat jurnas.com bernaung di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)," ujar Rusman.


KEYWORD :

Bandara Halim Taksi Online Pelecehan Jurnalis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :