Rabu, 24/04/2024 07:15 WIB

MUI Jakarta Pusat Gelar Refleksi Akhir Tahun

Semangat keberagamaan tidak bisa dipisahkan dengan kebangsaan atau bernegara karena itu saling berkaitan.

Ketua Majelis Permusyaratan Ulama Indonesia gelar refleksi akhir tahun di Jakarta Pusat, Kamis (27/22)

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jakarta Pusat (Jakpus) kembali menggelar Refleksi Akhir Tahun 2018 di Aula Serbaguna Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Kamis (27/12).

Refleksi ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta DR H Didi Sopandi, Sekretaris Umum MUI DKI Jakarta KH Yusuf Aman, Ketua MUI Jakarta Pusat Ustad Robi Fadhil Muhammad, Perwakilan Polres Jakarta Pusat, Perwakilan Kodam Jaya, Organisasi Masyarakat se-Jakarta Pusat dan Pengurus MUI Jakarta Pusat.

KH Yusuf Aman dalam sambutannya menjelaskan secara de facto jika Ustad Robi adalah Ketua MUI Jakpus yang baru menggantikan dirinya setelah secara resmi diamanahkan dalam Sidang Pleno.

Dipaparkan Kyai Yusuf, jika refleksi merupakan momentum untuk lakukan muhasabah diri dengan kondisi kekinian yang terjadi di Indonesia seperti bencana yang mendera sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu ini.

Kyai Yusuf pun menjelaskan, jika semangat keberagamaan tidak bisa dipisahkan dengan kebangsaan atau bernegara karena itu saling berkaitan.

Kyai Yusuf pun mengutip pernyatan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA yang menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan agama dan negara tidak bisa dipisahkan.

1. Selama Orang kaya yang tidak bakhil (pelit) maka maka agama dan negara tidak bisa dipisahkan
2. Selama Ulama amalkan disiplin ilmunya
3. Selama orang bodoh tidak berlaku sombong
4. Selama orang miskin tidak gadaikan akidah untuk kepentingan duniawi

“Olehnya, MUI harus selalu lakukan Muhasabah dengan melihat kejadian bencana dan peristiwa yang terjadi selama ini. Ini jadi refleksi untuk kemaslahatan Ummat,” tekan Kyai Yusuf.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah berharap kondisi saat ini tetap tentram dan aman.

Irwandi pun menjabarkan sejumlah program pemberdayaan ekonomi Ummat yang telah dilakukan Pemkot Jakarta Pusat seperti kegiatan kewirausahaan yang libatkan 8.000 perserta. kemudian menggelar bazaar di sejumlah wilayah untuk pembinaan usaha Ummat dan generasi muda.

“Sesuai arahan Gubernur, Pemkot pun mulai galakkan Magrib Mengaji. Ini bukan hanya untuk anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu pun harus ikut serta,” kata Irwandi.

Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta DR Didi Sopandi saat refleksi mengajak seluruh ummat Islam untuk hijrah mengurusi hal-hal yang besar. Pasalnya, menurut Didi, kadang kita terkondisikan untuk perbesar masalah yang kecil perkecil masalah yang besar.

Contohnya, kata Didi, persoalan yang selalu berulang dipertentangkan setiap tahunnya, yaitu boleh atau tidak ucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru. Sementara, banyak masalah lebih besar yang butuh perhatian.

"Ini seperti kaset yang diputar berulang-ulang. Ternyata ada masalah besar yang justru tidak perhatikan, yaitu persoalan kemiskinan, keterbelakangan pendidikan dan teknologi," kata Kyai Didi.

Persoalan ketimpangan ekonomi harus diperhatikan oleh Ulama karena ternyata kekayaan negara ini hanya dikuasai oleh 29 orang yang jika ditotal kekayaannya mencapai Rp1.000 triliun, dimana itu setengah dari total APBN Indonesia.

"Olehnya harus ada keberpihakan Pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi Ummat agar roda perekonomian bergerak," kata Didi.

Kyai Didi pun mengajak Ummat Islam lebih meningkatkan silaturahmi, perkuat Ukhuwah dan tidak lagi persoalkan Khilafiyah yang kecil.

Diakhir acara refleksi ini, ada pernyataan sikap MUI KOta Jakarta Pusat dan Ormas Islam se-Jakarta Pusat menyikapi fenomena tahun politik 2019 mendatang.

Ketua MUI Jakarta Pusat Ustad Robi Fadhil mengatakan, pernyataan sikap ini didasarkan pada kondisi teraktual dan dinamika Ummat saat ini.

"Khususnya di Jakarta Pusat berkaitan dengan bernegara yang dilandasi semangat Pancasila, Ukhuwah dan bertawakkal kepada Allah SWT," kata Ustad Robi.

Salah satu poin dalam pernyataan sikap bersama itu mendorong Ummat Islam dan elemen masyarkat bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapaat dan tetap kritis terutama merespon informasi yang belum teruji kebenarannya (hoaks) sehingga tidak memprovokasi masyarakat dalam rangka menjaga persatuan menghadapi Pemilu 2019

Poin berikutnya, mendukung upaya Pemerintah dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasional terhadap upaya provokasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dalam rangka mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

KEYWORD :

Refleksi Akhir Tahun Bencana Alam MUI Jakarta




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :