Jum'at, 19/04/2024 14:37 WIB

Barak: Netanyahu Tak Cocok Tetap Jadi Perdana Menteri Israel

Netanyahu sudah kehilangn konsentrasi dan mungkin dia sudah tidak mengingat keberadaan istrinya di Nikaragua atau Guatemala

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Brussels, Belgia pada 11 Desember 2017 (Foto: Dursun Aydemir/Anadolu Agency)

Yerusalem - Mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak mengatan, Benjamin Netanyahu sudah tidak layak menjadi perdana menteri, saat ini dan tahun mendatang.

"Netanyahu sudah kehilangn konsentrasi dan mungkin dia sudah tidak mengingat keberadaan istrinya di Nikaragua atau Guatemala. Netanyahu tidak lagi dipercaya," kata Barak, menurut Quds Press.

"Peran Netanyahu adalah untuk memerintah negara itu, tetapi tidak melakukan pekerjaannya; oleh karena itu, dia diharuskan melakukan diskusi komprehensif tentang tujuan Israel: untuk mendukung (Presiden Otoritas Palestina) Mahmoud Abbas dan melemahkan Hamas atau sebaliknya," sambungnya.

Barak, yang telah menjadi kritikus blak-blakan Netanyahu, menambahkan: "Pemerintah Netanyahu gagal menjalankan tugasnya dan tidak menetapkan kriteria moral untuk pekerjaannya. Kami melihatnya jatuh."

"Israel adalah kekuatan terkuat di kawasan itu dan Hizbullah dan Hamas tidak menimbulkan bahaya eksistensial bagi kita, tetapi mereka hanya bisa mengganggu kehidupan sehari-hari," jelasnya Barak.

"Netanyahu menyerah kepada Hamas untuk menjamin tidak ada roket yang ditembakkan ke Israel. Hamas tidak mengerti apa pun kecuali bahasa kekuasaan. Hamas adalah musuh dan Anda harus menghadapinya. Tujuannya harus mengakhirinya," sambungnya.

Barak mengatakan, percaya bahwa pemilihan mendatang akan menjadi yang paling menentukan sejak pembunuhan mantan perdana menteri Ishak Rabin pada 1995 atau bahkan sejak Perang Oktober 1973.

Barak juga sempat mengenai keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menarik pasukan AS dari Suriah. Menurutnya keputusan itu karena Isarael kurang bertaji.

"Situasi buruk ini membahayakan Israel dan akan menciptakan masalah. Ini sebagian karena Turki, Iran, Suriah memiliki peran yang lebih besar di wilayah ini daripada kita. Sehingga Israel menjadi kurang sentral," ungkap Bahak.

KEYWORD :

Recep Tayyip Erdogan Benjamin Netanyahu Ehud Barak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :