Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: IRNA)
Ankara – Sejumlah ahli sepakat menyatakan Pemerintahan Presiden Donald Trump sebagai salah satu pemerintah AS terburuk dalam hal menangani konflik Palestina-Israel yang berlangsung selama puluhan tahun.
Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi panel bertema "Palestina, Trump dan Timur Tengah", yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Timur Tengah (ORSAM) di Universitas Timur Tengah Ankara, Selasa (18/12).
Para ahli menghitung sejumlah langkah negatif yang diambil pemerintahan Trump terhadap Palestina, termasuk pengakuan sepihaknya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Selain itu, pemotongan bantuan ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina UNRWA dan penutupan kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington.
Berbicara di hadapan para hadirin, Ozlem Tur, Profesor Hubungan Internasional di Universitas Timur Tengah, mengatakan salah satu blunder terbesar Trump adalah proposalnya tentang solusi ekonomi untuk Palestina.
Rusia Sebut Amerika Serikat Munafik
"Dia (Trump) melihat kasus Palestina seolah-olah bisa diselesaikan dengan uang," kata Tur, dilansir dari Anadolu.
Gagasan ini, katanya, mengabaikan aspirasi nasional rakyat Palestina.
Tur mengatakan bahwa usulan tersebut mengabaikan masalah pengungsi Palestina, karena Trump berusaha untuk mengeluarkan isu ini dari setiap kesepakatan damai.
"Selama pemerintahan Trump berkuasa, saya merasa pesimis tentang masa depan isu Palestina," katanya.
Tahun lalu, Trump memicu kecaman dunia ketika dia secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan merelokasi Kedutaan Besar AS di Tel Aviv ke kota yang diduduki pada Mei itu.
Dan pada September, Trump menghentikan pendanaan untuk UNRWA, yang menyediakan bantuan kritis kepada lebih dari lima juta pengungsi di Jalur Gaza yang diblokade, Tepi Barat yang diduduki Israel, Yordania, Lebanon dan Suriah.
KEYWORD :Donald Trump Palestina Amerika Serikat
