Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Iman
Jakarta – Ketua Umum Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) Ahmad Iman mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera melakukan intervensi terhadap negara pelanggar hak asasi (HAM) buruh migran.
Pasalnya, kendati Indonesia sudah mematenkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), praktik penyiksaan terhadap PMI tetap saja masih marak terjadi.
“Negara saja tidak cukup melindungi HAM para PMI, PBB pun dalam hal ini harus berani melakukan intervensi. Sudah tak terhitung PMI kita di luar negeri disiksa, dipancung, dan dilanggar haknya,” tegas Iman pada Selasa (18/12) di Jakarta dalam rangka Hari Pekerja Migran Internasional 2018.
Dalam keterangannya, Iman menyebut ada banyak kasus penyiksaan yang menimpa PMI Indonesia. Dan tak jarang penyiksaan itu berujung maut. Kasus terbaru, lanjut Ahmad Iman, ialah Tuti Tursilawati di Arab Saudi. Perempuan tersebut dieksekusi mati oleh Saudi tanpa pemberitahuan apapun kepada perwakilan pemerintah Indonesia.
“Negara ini sudah layak dilaporkan ke Komisi Pekerja Migran PBB. Karena kebijakan hak privilage bagi warganya membuat pemerintah kita kesulitan melakukan intervensi bila ditemukan kasus pelanggaran HAM pada PMI,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (Wasekjen PKB) tersebut.
Iman menambahkan, belum pula lekang ingatan masyarakat Indonesia atas eksekusi mati Tuti di Singapura menambah luka. Seorang PMI tewas akibat didorong dari eskalator, yang menyebabkan luka parah di bagian kepala.
“Tidak hanya di kedua negara itu, kasus penyiksaan PMI juga banyak ditemui di Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Yaman, dan Uni Emirat Arab. Di Malaysia bahkan ada PMI kita yang dibiarkan tidur di luar rumah, di samping kandang anjing, sampai tewas,” tutur calon legislatif DPR RI dari PKB Dapil II Jakarta (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri) ini.
Pekerja Migran Indonesia Ahmad Iman Garda BMI
