Jum'at, 26/04/2024 02:53 WIB

Hengkang dari OPEC, Qatar Bikin Nyaman AS?

Pada 3 Desember 2018, Qatar mengumumkan meninggalkan OPEC , setelah 57 tahun keanggotaan.

Qatar Petroleum (Foto: Reuters)

Doha - Kepala Eksekutif Qatar Petroleum (QP) Saad al-Kaabi mengatakan, Qatar berencana menanam modal USD20 miliar di Amerika Serikat (AS). Keputusan itu tak berselang lama setelah negara itu mengundurkan diri dari OPEC.

Dilansir dari Al Jazeera, keputusan itu sebagai bentuk antisipasi pemerintah Doha atas sanksi Washington, setelah memilih hengkang dari anggota negara pengekspor minyak dunia.

Pada Minggu (16/12) Kaabi, memegang portofolio energi produsen gas alam cair (LNG) terbesar dunia, juga mengatakan, kemitraan baru QP tersebut juga sudah termasuk pembangunan kereta api LNG baru yang sedang dibangun pada pertengahan tahun depan.

Namun, ia menambahkan QP dapat melaksanakan proyek itu sendiri, tanpa ada perusahaan minyak internasional di sisinya, jika tidak ada penawaran yang sesuai.

"Tandai kata-kata saya, jika saya tidak mendapatkan kesepakatan yang bagus, kami pergi sendiri," kata Kaabi dalam sebuah wawancara di kantornya di Doha.

Pada 3 Desember 2018, Qatar mengumumkan meninggalkan OPEC , setelah 57 tahun menjadi anggota negara pengekspor minyak.

Mengutip sumber-sumber industri, kantor berita Reuters melaporkan, Kaabi khawatir anggota OPEC lainnya bisa menjadi batu sandungan bagi ambisi QP di AS, di mana ia memiliki salah satu terminal LNG terbesar di dunia.

Undang-undang AS yang dikenal sebagai NOPEC (UU Pengekspor Minyak yang Tidak Menghasilkan Minyak) dapat digunakan anggota OPEC lainnya untuk mengajukan tuntutan hukum antimonopoli di AS.

Sementara Presiden AS, Donald Trump masih belum senang terhadap kebijakan OPEC yang memangkas produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel. Pasangan Melania itu ngamuk karena harga minyak yang terus melambung tinggi setelah kebijakan itu dikeluarkan.

KEYWORD :

Qatar Petroleum Minyak dan Gas Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :