Selasa, 23/04/2024 18:43 WIB

Robot Ini Bisa Jadi Dokter di Dalam Perut Manusia

Para peneliti menyebutkan bahwa kapsul itu dapat memberikan obat-obatan serta merasakan kondisi sekitarnya di usus, termasuk infeksi atau reaksi alergi.

Robot kapsul yang bisa jadi dokter di dalam perut manusia (foto: UPI)

Jakarta - Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology mengatakan mereka telah mengembangkan kapsul yang dapat dicerna dan dapat dipantau di luar tubuh untuk data kesehatan, menggunakan teknologi nirkabel Bluetooth.

Para peneliti menyebutkan bahwa kapsul itu dapat memberikan obat-obatan serta merasakan kondisi sekitarnya di usus, termasuk infeksi atau reaksi alergi.

Begitu kondisi kesehatan ini diketahui, salah satu yang disebut perangkat penghuni lambung ini dapat melepaskan obat yang tepat sebagai respons.

"Tujuannya adalah menyesuaikan elektronik yang dapat dikonsumsi di mana periode tempat tinggal lambung dapat disesuaikan, berdasarkan pada aplikasi medis tertentu," kata pemimpin studi penulis Yong Lin Kong dilansir UPI.

Kong mengatakan kapsul 3D-cetak suatu hari nanti bisa menjadi diagnosa dan perawatan yang dipersonalisasi serta dapat diakses secara luas.

Perangkat dicerna dalam bentuk permen standar seperti pil. Tapi lengan sensorik terbuka sekali di dalam usus, memperlihatkan alat berbentuk Y.

Salah satu lengan berisi kompartemen yang cukup besar untuk menampung obat-obatan yang dapat dilepaskan dalam waktu beberapa hari.

"Pada saat yang sama, sensor perangkat dapat memonitor semuanya mulai dari detak jantung hingga tingkat pernapasan dan suhu tubuh. Data mungkin bahkan dikirim ke smartphone terdekat," tambah Kong.

"Data tersebut akan tetap berada dalam kisaran panjang lengan. Itu adalah fitur keamanan, membatasi koneksi yang tidak diinginkan ke data dan menyediakan isolasi fisik untuk keamanan tambahan dan perlindungan privasi," lanjutnya.

Kapsul itu sekarang ditenagai oleh baterai kecil, tetapi di masa depan mungkin diberi tenaga dari jarak jauh atau bahkan dengan memanfaatkan energi dari asam lambung di dekatnya.

Pengujian sudah berlangsung pada babi, dan uji coba manusia diantisipasi dalam waktu dua tahun.

Seorang spesialis gastroenterologi sangat antusias dengan teknologi ini. "Terkadang kebenaran lebih memesona daripada fiksi ilmiah," kata Dr. David Robbins, yang membantu endoskopi langsung di Lenox Hill Hospital di New York City.

"Mimpi fantasi panjang bahwa kita bisa menelan mikro-robot untuk berperang apa pun yang membuat kita sakit baru saja beberapa langkah lebih dekat dengan kenyataan dengan laporan ini," katanya.

"Perangkat tidak hanya bisa menahan minggu perendaman dalam kolam asam lambung korosif tetapi juga memberikan dosis obat yang tepat - semua dikendalikan dari smartphone," tambahnya.

Ia percaya potensi perangkat baru bisa tanpa batas. "Ini tidak akan lama sebelum kita dapat mengarahkan tidak hanya pengiriman obat tetapi juga operasi mikro di saluran pencernaan - tidak ada sayatan kulit, jarum atau bahkan perjalanan ke rumah sakit yang diperlukan," katanya.

Untuk bagian mereka, tim MIT percaya teknologi ini memiliki banyak kegunaan. Sebagai contoh, itu bisa mengeluarkan obat-obatan yang diperlukan untuk orang yang memakai rejimen obat ketat, seperti orang dengan HIV. Atau bisa memberikan peringatan dini infeksi pada orang berisiko tinggi pasien kemoterapi atau obat imunosupresif.

Penelitian baru ini didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation dan US National Institutes of Health. Tim riset juga telah meluncurkan sebuah perusahaan untuk membantu mengembangkan teknologi.

KEYWORD :

Robot Kapsul Perut Manusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :