Sabtu, 20/04/2024 01:43 WIB

Mengurai Persoalan Perempuan dengan "Three Ends"

Pelibatan laki-laki ke dalam persoalan yang dihadapi kaum perempuan harus berorientasi pada sebuah penyelesaian persoalan secara menyeluruh.

Kementerian PPPA telah mengeluarkan 3 program prioritas, yang dikenal dengan istilah Three Ends (Foto: Ecka Pramita)

Palangkaraya - Bagi para generasi penerus, semangat perjuangan peran perempuan yang telah dilakukan sejak 90 tahun yang lalu sangatlah penting untuk dipertahankan dan terus diperjuangkan hingga saat ini.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh kaum perempuan, seperti ketimpangan capaian perempuan di bidang ekonomi, pendidikan, keterwakilan politik dan pengambilan keputusan, serta tindakan diskriminasi, juga stigma negatif yang masih ada pada perempuan, menjadi sedikit dari berbagai tantangan yang masih kerap dihadapi oleh kaum perempuan saat ini.

Tantangan-tantangan itulah yang diyakini menjadi faktor penyebab masih rendahnya kualitas dan capaian kaum perempuan dibandingkan laki-laki yang dapat mempengaruhi daya tahan dan kekuatan keluarga.

Merespon tantangan dimaksud, pada tahun 2016, Kementerian PPPA telah mengeluarkan 3 program prioritas, yang dikenal dengan istilah Three Ends, atau Tiga Akhiri, yaitu:

1. Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak

2. Akhiri perdagangan manusia,

3. Akhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan. Program prioritas ini telah marak disosialisasikan kepada berbagai pihak, terutama dikalangan masyarakat.

Selain program Three Ends, ada gerakan global (HeforShe) yang melibatkan kaum laki-laki dalam penyelesaian persoalan perempuan, termasuk persoalan kekerasan dan diskriminasi.

Pelibatan laki-laki ke dalam persoalan yang dihadapi kaum perempuan harus berorientasi pada sebuah penyelesaian persoalan secara menyeluruh dan konprehensif.

“Gerakan ini juga sebagai langkah nyata untuk memperkuat daya tahan ekonomi dan sosial melalui ketahanan dalam berkeluarga," ungkap Yohana.

Senada dengan Yohana, Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri, mengatakan ketahanan keluarga merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Provinsi Kalimantan Selatan dalam memperkuat generasi mendatang salah satunya dengan program wajib belajar 12 tahun.

Fahrizal juga menyampaikan Provinsi Kalimantan Tengah sedang memberikan kesempatan dan peluang kepada perempuan untuk duduk menjadi pimpinan Perangkat Daerah. Ada 10 perempuan menjadi Kepala Dinas dan Kepala Badan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam mencetak generasi yang berkualitas serta perlindungan bagi perempuan, ketahanan keluarga menjadi solusi nyata dan memegang peranan yang sangat penting.

"Keluarga yang memiliki daya tahan yang kuat, akan berkontribusi pada terbentuknya masyarakat yang berdaya tahan kuat, membuat bangsa dan negara juga kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan domestik maupun global yang terus berdatangan silih berganti," ungkap Yohana.

KEYWORD :

Persoalan Perempuan Ketahanan Keluarga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :