Sabtu, 20/04/2024 17:24 WIB

Australia Bahas Rencana Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan secara terbukan untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem, mengikuti jejak rekannya dari Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison (Foto: Phil Noble/Reuters)

Yerusalem - Pemerintah Australia mulai membahas rencana memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Begitu kata laporan dua sumber yang akrab dengan masalah tersebut tanpa ingin disebutkan namanya.

"Hari ini kabinet bertemu dan isu pemindahan kedutaan Israel, salah satu topik pembahasannya. Keputusannya masih menunggu," kata salah salah satu sumber tersebut.

Oktober lalu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan secara terbukan untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem, mengikuti jejak rekannya dari Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Surat kabar Australia mengatakan keputusan paling lambat diumumkan minggu ini.

Dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Morrison berharap agar punggung konservatifnya tetap bahagia tetapi kemungkinan akan terjadi kemarahan tetangga, termasuk Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Pertanyaan Palestina sensitif di Indonesia dan menolak untuk menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Australia hingga itu menegaskan rencananya terhadap Israel.

Pada Mei sebelumnya, Gedung Putih sudah terlebih dahulu membuka kedutaan baru di Yerusalem. Langkah yang mendapat sambutan dari Israel dan  membuat marah warga Palestina dan serta dunia Arab dan sekutu Barat.

Status Yerusalem merupakan hambatan utama bagi kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Israel menganggap semua kota, termasuk sektor timur yang dianeksasi setelah perang 1967, sebagai ibukotanya.

Pemerintah Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota negara yang abadi dan tak terpisahkan. Warga Palestina merasa sama kuatnya, mengatakan bahwa Jerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.

KEYWORD :

Palestina Israel Australia Konflik Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :