Sabtu, 20/04/2024 00:05 WIB

Kementan Buka Kawasan Agrowisata Hortikultura di Paris Van Java

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, produksi buah-buahan 2017 mencapai 19,6 juta ton, naik dari tahun sebelumnya 18,3 juta ton.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi saat meninjau kebun hortikultura kawasan agrowisata di Bandung (Foto: Supi/jurnas.com)

Bandung - Kementerian Pertanian (Kementan), kembali berencana membuka kawasan agrowisata di Bandung, Jawa Barat, dengan harapan mampu meningkatkan ekspor dan menambah nilai pendapatan serta kesejahteraan petani.

Demikian kata Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi saat meninjau kebun hortikultura, yang juga kawasan agrowisata milik PT. Hawila Farm di Bojongkoneng, Kabupaten Bandung, Jumat (30/11).

"Hari ini kita tinjau kebun luasnya 28 hektare akan ditanam pisang, jeruk dan alpukat serta ubi. Hasilnya selain untuk ekspor, juga kawasan ini akan dijadikan agrowisata," kata Suwandi kepada awak media.

Suwandi menjelaskan lahan di Jawa Barat pada umumnya berpotensi untuk menghasilkan komoditas pangan khususnya hortikultura yang mampu memenuhi standar pasar ekspor. Sesuai arahan Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Ditjen Hortikultura sangat serius mendongkrat volume ekspor.

"Kami sediakan karpet merah untuk eksportir. Kami sudah memangkas perijinan ekspor sesimpel dan secepat mungkin, yakni melalui sistem Online Single Submission. Kemudian pengurus izin ekspor kini hanya 3 jam untuk dokumen yang sudah clear and clean," akui Suwandi.

"Agar volume ekspor terus naik, kami akan keluarkan izin juga untuk ekspor komoditas hortikultura dalam jumlah kecil. Jadi, ekspor tidak harus dalam volume besar," imbuhnya.

Dirut PT. Hawila Farm, Sandi Widjadja menyambut kebijakan Kementan yang mempermudah pengurusan izin ekspor. Dengan kebijakan ini, dia menjadi termotivasi kembali untuk budidaya komoditas hortikultura hingga ekspor seperti jeruk, pisang dan alpukat.

"Dulu kami pernah ekspor alpukat 3 kali ke Singapura sebanyak 30 ton dengan harga USD3, tapi terbentur kualitas makanya sekarang fokus budidaya untuk tingkatkan kualitas. Selain itu pernah ekspor pisang emas kirana, tapi terbentur kualitas juga," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Sandi ini menyebutkan terhentinya ekspor ini terkendala pada quality control saat panen, sehingga kewalahan dalam proses pasca panennya. Akibatnya, pisang yang dipanen matangnya tidak sama kualitasnya.

"Mulai sekarang kami akan coba budidaya lagi dan memperbaiki betul proses panen dan pasca panenya agar menghasilkan produk yang memenuhi standar ekspor," sebutnya.

"Kami optimis bisa karena dukungan Kementan sangat memudahkan sekali pelaku usaha," sambungnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, produksi buah-buahan 2017 mencapai 19,6 juta ton, naik dari tahun sebelumnya 18,3 juta ton. Khusus jeruk, produksi 2017 mencapai 2,3 juta ton naik signifikan dari tahun 2013 yang hanya 1,65 juta ton. Produksi pisang juga naik dari 6,28 juta ton menjadi 7,04 juta ton.

KEYWORD :

Tanaman Hortikultura Agrowisata Jawa Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :