Kamis, 25/04/2024 15:56 WIB

Indonesia Darurat Konsumsi Sayur dan Buah

Rendahnya konsumsi sayuran dan buah membuat penyakit tidak menular pun semakin meningkat. 

Dokter dan Vegan, Susianto Tseng (Foto: Dokpri)

Jakarta - Konsumsi buah dan sayuran masyarakat Indonesia mengacu data BPS 2016 mencapai 173 gram per hari, lebih kecil dari angka kecukupan gizi Badan Kesehatan Dunia (WHO), 400 gram per hari. Sementara konsumsi buah lebih sedikit ketimbang sayuran, yaitu 67 gram per kapita per hari.

Generasi kita kekurangan konsumsi sayur dan buah, menurut Riskesdas 2018 terdapat 95.5 persen yang belum mengonsumsi sayur dan buah. Anjuran pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk mengkonsumsi buah-buahan hingga 2-3 porsi perhari nampaknya belum menjadi prioritas masyarakat.

Menurut Dr Susianto Tseng, saat ini konsumsi makanan cepat saji atau junkfood masih menjadi menu favorit apalagi aksesnya juga makin dimudahkan. "Padahal kalau tubuh kita kekurangan konsumsi buah dan sayur dampaknya bisa jangka panjang, bahkan saat ini penyakit tidak menular justru banyak menyerang usia muda, masih produktif," ungkapnya.

Kekurangan sayur dan buah dalam usia produktif jadi berisiko terserang penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular.

Dokter yang juga Vegan ini mengatakan
konsumsi sayuran secara teratur akan membantu seseorang yang berisiko penyakit jantung kembali berkultivasi memperoleh kesehatan tubuh dan jiwanya.

"Selain memperbaiki kualitas jantung, konsumsi sayuran akan menurunkan risiko sembelit. Kandungan serat dalam sayuran akan melancarkan pencernaan," imbuhnya.

Banyak manfaat mengkonsumsi sayuran secara teratur bagi tubuh, dan mengolah sayuran menjadi berbagai jenis menu makanan dan minuman akan memberikan variasi menghindari rasa bosan makan sayuran.

Mengonsumsi buah dan sayuran secara teratur, disiplin, menjadi kunci menjaga daya tahan tubuh dari serangan penyakit. "Rumus sayuran dalam piring sangat sederhana: 1/3 sayuran, 1/3 nasi, 1/6 buah dan 1/6 lauk. Jadi jangan abaikan sayuran dan buah untuk ditambahkan di piring Anda," imbau Presiden International Tempe Foundation ini.

Menurutnya kebiasaan makan sayur bagi anak-anak masih kurang diupayakan. Makan sayur adalahsoal kebiasaan dan pembiasaan, bagaimana orang tua ikut berperan di rumah agar anak menyukai sayur dan buah.

"Kalau orang tua tidak mencontohkan ya bagaimana anaknya juga suka sayur. Mulailah dengan makan bersama, olah sayur jadi makanan yang menarik minat anak, ajak anak menikmati rasa asli sayur," pungkasnya.

KEYWORD :

Susianto Tseng Sayuran Buah Penyakit Degeneratif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :