Kamis, 25/04/2024 01:50 WIB

KKP Klaim Konsumsi Ikan Nasional Terus Meningkat

Pada 2014 angka konsumsi ikan nasional sebesar 38,14 kg per kapita per tahun. Selanjutnya berturut-turut sebesar 40,9 kg/tahun pada 2015; 43,88 kg/tahun pada 2016; 47,12 kg/tahun; dan, 50 kg/tahun pada 2018.

Ikan dalam kaleng (Foto: Istimewa)

Jakarta – Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (PDSPKP-KKP), Rifky Effendi Hardijanto mengklaim angka konsumsi ikan nasional selama lima tahun terakhir terus meningkat.

Dari data yang diperoleh KKP, pada 2014 angka konsumsi ikan nasional sebesar 38,14 kg per kapita per tahun. Selanjutnya berturut-turut sebesar 40,9 kg/tahun pada 2015; 43,88 kg/tahun pada 2016; 47,12 kg/tahun; dan, 50 kg/tahun pada 2018.

“Sementara, untuk tahun 2019 nanti, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun," terang Rifky pada Sabtu (24/11) di Jakarta.

Dengan angka ini, lanjut Rifky, artinya hampir per tahunnya target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi, bahkan tak jarang melebihi target yang telah ditetapkan.

“Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan bagi kesehatan,” ujarnya sembari mengampanyekan Gerakan Makan Ikan (Gemarikan).

Kendati hasilnya positif, Rifky menyebut KKP belum cukup puas. Pihaknya akan terus mendengungkan pentingnya konsumsi ikan. Pasalnya, ikan sangat berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK), di mana dapat mengurangi permasalahan balita stunting dan kurang gizi.

Seperti diketahui, dampak dari kurang gizi dapat menyebabkan penyakit ‘otak kosong’ yang bersifat permanen dan tak terpulihkan. Dengan mutu sumber daya manusia yang rendah, disebut dapat menjadi beban suatu negara.

Karenanya, guna menuntaskan sekaligus mencegah permasalahan tersebut, kata Rifky, KKP juga menggagas Seafood Lovers Millennial.

Bonus Demografi

Digagasnya Seafood Lovers Millennial bertujuan membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian alias lebih modern. Apalagi, Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030.

“Makanya kita harus cetak generasi emas kita yang sehat dan pintar. Dari sinilah upaya kita mengajak masyarakat untuk terus mengkonsumsi makan ikan,” ujar Rifky.

Rifky memaparkan, ikan dikenal kaya akan gizi, seperti asam lemak omega-3, yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem saraf dan otak pada janin. Nutrisi ini merupakan salah satu cara membuat anak cerdas sejak dalam kandungan.

“Kita mengharapkan IQ anak-anak Indonesia itu IQ-nya bisa 110 seperti anak-anak Jepang dan Korea, dimana basisnya adalah protein ikan,” sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua FORIKAN Indonesia Djoko Maryono mendorong adanya industri sektor perikanan. Pihaknya menginginkan, dalam industri ikan bisa diolah menjadi bahan makanan yang praktis dan sederhana, sehingga masyarakat lebih mudah untuk mengonsumsi ikan.

“Industri sektor perikanan harus terus digalakan. Produk makanan berbahan baku ikan bisa lebih beragam,” kata Djoko.

Djoko mencontohkan, dari hasil olahan ikan, masyarakat terbiasa mengonsumsi bakso ikan dan sosis ikan. Karena itu, dia mendorong industri lebih kreatif dalam mengolah ikan untuk dijadikan bahan makanan, agar masyarakat dan generasi muda mau makan ikan.

“Kami ingin mendorong konsumsi ikan dimasyarakat turus naik. Salah satu upayanya kita harus memberikan pilihan akan makanan berbahan baku ikan. Dengan begitu, tingkat konsumsi ikan di masyarakat bisa terus merangkak naik,” tandasnya.

KEYWORD :

Kementerian Kelautan Perikanan Konsumsi Ikan Rifky Effendy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :