Rabu, 24/04/2024 12:19 WIB

Prancis Tak Tolerir Arab Saudi Terkait Tewasnya Khashoggi

Perancis memberlakukan larangan perjalanan pada 18 warga Saudi terkait pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashogg.

Bendera kebangsaan Perancis (Foto: dot net)

Paris - Pemerintah Perancis memberlakukan larangan perjalanan pada 18 warga Saudi terkait pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi dan akan memberlakukan saksi lebih banyak tergantung hasil penyelidikan.

Dalam dirilis yang diterbitkan pada Kamis (22/11), kementerian luar negeri Perancis tidak menyebutkan nama 18 orang tersebut. Namun negara itu memastikan keputusan itu sudah melalui proses diskusi dengan mitra Eropa, setelah melarang penjualan senjata ke Arab Saudi.

"Pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan gravitasi ekstrim, yang juga bertentangan dengan kebebasan pers dan hak paling mendasar," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Larangan mengikat semua anggota zona Schengen bebas paspor Uni Eropa, kata pernyataan itu sebelum menambahkan bahwa Prancis mengharapkan respon yang transparan, rinci dan mendalam dari pemerintah Saudi.

"Ini adalah langkah-langkah sementara yang dapat ditinjau atau diperpanjang tergantung pada kemajuan penyelidikan yang sedang berlangsung," jelasnya.

Pada 15 November, jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan Riyadh akan memberlakukan hukuman mati untuk lima dari 11 tersangka yang dituduh membunuh Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul bulan lalu.

"Prancis mengingatkan tentangannya, di semua tempat dan dalam segala situasi, hukuman mati," kata kementerian itu.

Berbeda dengan Prancis, Pemerintah Amerika Serikat (AS) hingga kini belum ingin kehilangan Negeri Petro Dolar. Dalam keterang yang dirilis Gedung Putih, Selasa (21/11), Pasangan Melania itu  mengatakan, Raja Salman dan putranya tidak mengetahui secuil pun rencana ataupun eksekusi watawan Jamal Khashoggi.

"Badan-badan intelijen kami terus meninjau semua informasi, tetapi kita tidak tahu apakah putra mahkota tahu soal peristiwa tragis ini. Mungkin dia tahu, tapi mungkin juga tidak!" dalam keterang yang dirilis Gedung Putih, Selasa (21/11).

Trump juga menyatakan, Gedung Putih masih membutuhkan Arab Saudi karena minyaknya,  untuk melawan Iran, dan kemampuannya melawan terorisme di wilayah tersebut.

KEYWORD :

Jamal Khashoggi Arab Saudi Donald Trump Prancis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :