Kamis, 25/04/2024 22:13 WIB

Kandidat Capres Abaikan Isu Kesejahteraan Rakyat

Kandidat capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2019 dinilai belum menyentuh isu krusial yang menyangkut kesejahteraan rakyat untuk lima tahun ke depan.

Pasangan capres-cawapres, Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno

Jakarta - Kandidat capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2019 dinilai belum menyentuh isu krusial yang menyangkut kesejahteraan rakyat untuk lima tahun ke depan.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, isu yang menyangkut dengan kesejahteraan rakyat terlewatkan begitu saja tanpa melahirkan tawaran-tawaran solusi sistemik. Bahkan, narasi dan visi misi capres pun sulit diterjemahkan dalam menjawab permasalahan yang muncul belakangan ini.

"Isu BPJS Kesehatan misalnya, yang merupakan program universal coverage, kok terkesan selesai. Padahal ini nasib kesejahteraan seluruh rakyat. Di program nasional ini ada 96 juta PBI (penerima bantuan iuran) yang dikategorikan miskin dan harus disubsidi," kata Fahri, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Kamis (22/11).

"Ada jutaan nasib tenaga kesehatan (dokter, perawat, apoteker), melibatkan banyak instansi dan industri dibidang kesehatan. Dampak yang timbul dari masalah ini begitu mendasar dan masih bagi kesejahteraan," lanjut Fahri.

Semestinya, kata Fahri, kandidat capres memiliki narasi yang menyangkut kesejahteraan rakyat termasuk isu BPJS Kesehatan. Dimana, visi misi harus dijabarkan dalam peta jalan yang jelas.

"Agar rakyat tahu dan paham kepada siapa keberpihakan para capres ini ditujukan dan apakah JKN tetap akan bisa ada di masa depan," tegasnya.

"Bagaimana masa depan BPJS Kesehatan? Mau dibawa kemana? Apakah akan dihentikan? Apakah akan dibiarkan BPJS bangkrut? Apakah akan ditarik mengikuti pakem sistem jaminan sosial yang dipraktekkan di negara eropa barat dan skandinavia? Ini harusnya dijabarkan olah masing-masing capres," tambahnya.

Kata Fahri, isu krusial yang tak kalah penting dan mewarnai hampir setiap lini media massa adalah defisit neraca perdagangan. Menurutnya, impor yang selalu melebih ekspor, bukan hanya mengindikasikan negara kehilangan sejumlah uang yang berdampak Rupiah melemah.

"Kita memakan apa yang tidak kita produksi. Kemandirian yang harusnya jadi ruh Nawa Cita ternyata hanya sekedar slogan. Kita telah jadi bangsa yang bergantung pada asing. Perut dan keseharian kita," katanya.

KEYWORD :

Pilpres 2019 Jokowi-Maruf Prabowo-Sandiaga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :