Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: Getty Images)
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, China baru saja mengirimkan sebuah daftar kompromi untuk mencapai sebuah kesepakatan perdagangan.
Di Oval Office, Trump mengatakan kepada beberapa wartawan bahwa tarif berikutnya atas barang-barang China bias saja tidak dibutuhkan karena Beijing ingin membuat kesepakatan.
Komentar Trump memberi dorongan kepada saham AS dengan Dow Jones yang menutup pasar dengan kenaikan lebih dari 100 poin.
Trump, bagaimana juga, tetap berkomitmen dalam tuntutannya atas perdagangan timbal balik dengan China, yang dimana bertanggung jawab atas defisitnya nilai perdagangan AS.
Gedung Putih mengalami defisit untuk barang-barang dengan China tahun lalu senilai USD376 miliar, yang berarti lebih dari 66 persen dari nilai total defisinya senilai USD566 miliar.
Pemerintahan Trump mengambil langkah kontroversial untuk mengurangi defisit perdagangan dengan kebijakan proteksionisme dan memberlakukan tarif dengan nilai lebih dari USD520 miliar barang-barang China.
Presiden juga mengancam untuk mengenakan tarif tambahan senilai USD267 miliar untuk barang-barang China sebagai usaha untuk membawa China kembali ke meja negosiasi.
Dramatis, Luton Amankan Tiket Promosi
Tapi sejauh ini, tarif Washington kepada Beijing belum memberikan pengaruh signifikan, dengan defisit AS tetap di jalur untuk membuat rekor pada 2018.
Defisit dengan China juga meningkat menjadi USD301 miliar dalam 9 bulan pertama 2018 –naik 10 persen dibandingkan dengan September 2017.
Meskipun angka resmi dari Departemen Perdagangan miliknya, Trump berpikir kebijakan perdagangannya berhasil untuk menekan China untuk menandatangani sebuah kesepakatan perdagangan timbal balik.
"China tidak pernah berada dalam posisi ini,” klaimnya, menambahkan harga aset China telah turun sekitar 30 persen sejak pengambilan kebijakan perdagangan.
"Menurut saya kami akan mencapai sebuah kesepakatan. Kami akan mencari tahu segera,” ujar Trump.
KEYWORD :Perang Dagang China Amerika Serikat
