Jum'at, 26/04/2024 01:09 WIB

Pesantren Kini Tak Hanya Cetak Ulama Tapi Juga Enterpreuner

Pesantren tidak saja mendidik para santri untuk pandai mengaji kitab, tetapi saatnya pesantren yang merupakan basis dan model pendidikan khas Indonesia tertua untuk mengembangkan minat dan bakat para pemuda santri berwirausaha dan mandiri

Pelatihan pesantrenpreuner

Jakarta - Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Soleh memberikan pembekalan dan membuka Workshop Pesantrenpreneur di Ponpes Nurul Ibad, Jl Gordan 44, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (1/11). Niam juga memberikan bantuan wirausaha pemula 15 juta rupiah kepada salah satu peserta.

Pesantren sebagai model dan basis pendidikan khas Indonesia tertua terus mengupdate diri menjadi salah satu wahana pengembangan kewirausahaan muda. Tema yang diangkat pada pelatihan kali ini yakni, Peran Pesantren Dalam Menumbuhkembangkan Entreprenuer Muda Global yang Beradab sangat cocok dengan kondisi zaman yang begitu cepat mengalami perubahan.

"Pesantren tidak saja mendidik para santri untuk pandai mengaji kitab, tetapi saatnya pesantren yang merupakan basis dan model pendidikan khas Indonesia tertua untuk mengembangkan minat dan bakat para pemuda santri berwirausaha dan mandiri," kata Niam.

Pesantren menurut Niam dikenal dengan kemandiriannya. Dan pesantren juga membuktikan kepunyaannya pada tanah air dan bangsa. "Salah satu syarat kemandirian sebagai bangsa adalah mandiri di bidang ekonomi. Buktikan cinta kalian pada negara dan bangsa. Kalau ingin menjadi bangsa mandiri, jadilah wirausahawan. Setinggi-tingginya posisi karyawan dia tetap diatur. Serendah-rendahnya pelaku wirausahawan, dia mandiri terhadap dirinya sendiri", ujar mantan aktifis 98 ini membakar semangat ratusan peserta workshop.

Semua pihak yang terkait terutama pemerintah mempunyai tanggung jawab besar terhadap masa depan para pemuda dan sebagai wujud nyata Kemenpora menggelindingkan program pelatihan dan pemberian modal diluar permodalan perbankan dan non perbankan sebagai daya ungkit pengembangan yang lebih besar dan berdampak luas ditengah masyarakat secara umum dan untuk pelatihan kali ini dikhususkan kalangan pesantren.

Dalam kesempatan membuka workshop, Deputi menanyakan kepada peserta, apakah sudah ada yang memulai usaha. Ada salah seorang peserta yang bernama Ainul Yaqin dari Klender Jakarta Timur mengatakan bahwa sudah memulai usaha kuliner berjualan pisang keju, mie pedas, ceker mercon, dan saat ini beromset 6-8 juta per bulan. "Luar biasa, sudah memulai usaha dan beromset 6-8 juta, apakah ingin mengembangkan usaha?" tanyanya. "Iya Pak ingin berkembang, tapi terkendala minimnya pengetahuan dan cost (permodalan)," jawab Ainul.

Niam menjelaskan lebih lanjut bahwa ini merupakan bagian tanggung jawab pemerintah, karena biasanya untuk pengusaha yang mengawali usaha masih terkendala akses permodalan dari perbankan maupun non perbankan yang mensyaratkan berbagai hal yang belum siap bagi para wirausaha pemula.

"Ini menjadi tanggung jawab pemerintah, maka untuk Saudara Ainul Yaqin karena sudah berani memulai, Kemenpora berikan bantuan permodalan 15 juta rupiah dari Program Wirausaha Muda Pemula, nanti syarat administrasi silakan diurus melalui Pak Imam Gunawan selaku Asdep Kewirausahaan Muda," ucapnya disambut tepuk tangan seluruh peserta workshop yang diikuti lebih dari 100 peserta berasal dari berbagai pondok pesantren.

Hadir, Asdep Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Imam Gunawan, Pengasuh Ponpes Nurul Ibad KH Ibnu Mulkan, pimpinan Yayasan Pesantren Jauharul Wathan KH Abdul Hakim Sholeh, Direktur Permodalan Non Perbankan Bekraf Syaefullah serta narasumber dari praktis dan motivator. Peserta workshop berasal dari pemuda Santri yang memiliki minat wirausahawan dari berbagai pesantren se-DKI.

KEYWORD :

Santri enterpreuner Wirausahawan muda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :