Koordinator Operasional Pelayanan Instalasi Deteksi Dini & Onkologi Sosial RS Kanker Dharmais, dr. Martha Roida Manurung
Jakarta – Pemeriksaan dini payudara menjadi tindakan yang penting dilakukan oleh para perempuan, guna mencegah kanker payudara stadium lanjut. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Operasional Pelayanan Instalasi Deteksi Dini & Onkologi Sosial RS Kanker Dharmais, dr. Martha Roida Manurung.
Kendati demikian, kata dr. Martha, masih banyak perempuan enggan melakukan deteksi dini. Padahal jika ditemukan di stadium awal, peluang sembuh dan harapan hidup pasien masih tinggi.
Menurut dr. Martha, berikut ini enam alasan yang membuat perempuan malas memeriksakan payudara ke dokter:
- Minim informasi
Tidak banyak perempuan mengetahui bahwa kanker payudara awalnya berbentuk seperti benjolan di payudara. Hanya karena tidak terasa sakit, benjolan pun dianggap sebagai kondisi yang biasa saja.
“Tahu ada benjolan di payudara, tapi karena tidak merasa sakit, dianggap biasa saja, dianggap bukan penyakit. Padahal seringnya kanker payudara benjolannya tidak sakit,” kata dr. Martha dalam sosialisasi `Deteksi Dini Kanker Payudara` di kawasan Studio Metro TV Jakarta.
- Terlalu sibuk
Dewasa ini, perempuan kerap kali sibuk dengan aktivitas hariannya. Tidak hanya dengan keluarga, perempuan juga disibukkan dengan pekerjaan di luar rumah.
“Sudah sibuk di rumah, di luar rumah juga sibuk. Akhirnya, lupa memeriksakan payudaranya sendiri,” terangnya.
- Takut operasi
Operasi menjadi momok menakutkan bagi setiap orang, tak terkecuali perempuan. Inilah kemudian menjadi salah satu alasan perempuan takut memeriksakan diri ke dokter, karena khawatir payudara mereka akan dioperasi.
“Padahal tidak semua pengobatan di payudara diakhiri dengan operasi,” kata dr. Martha.
- Pengobatan herbal/alternatif
Keberadaan pengobatan herbal dan alternatif masih mendapatkan tempat di masyarakat. Padahal selama ini model pengobatan tersebut tidak pernah terbukti mampu menyembuhkan kanker payudara.
- Faktor ekonomi
Biaya merupakan faktor paling menentukan. Kerap kali alasan enggan memeriksakan payudara ke dokter karena biaya yang terlampau tinggi.
“Bayar dokter, bayar konsul, dan pemeriksaannya pasti mahal,” imbuhnya.
- Malu
Keberadaan dokter bedah onkologi perempuan di Indonesia masih minim. Menurut dr. Martha, hingga sekarang, baru ada satu dokter bedah onkologi perempuan. “Kebanyakan laki-laki,” tandasnya.
KEYWORD :Kanker Payudara Perempuan