Rabu, 24/04/2024 20:50 WIB

Kementan Tegaskan Tolak Impor Jagung

Ide untuk melakukan impor jagung sangat memukul usaha petani yang sedang melakukan panen.

Seorang tampak mengambil sampel benih jagung (Foto: Ist)

Lamongan - Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi, mengungkapkan keprihatinan dan ketidaksetujuan atas isu kelangkaan ketersediaan jagung sehingga mendorong untuk impor.

Demikian kata Agung usai panen raya jagung di Desa Kakat Penjalin Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Jawa Timur, Kamis kemarin (11/10).

Menurutnya, ide untuk melakukan impor jagung sangat memukul usaha petani yang sedang melakukan panen. Ia meminta agar para pelaku usaha tidak perlu khawatir kekurangan pasokan jagung, apalagi sampai mau melakukan impor.

"Produksi jagung kita sangat banyak, bahkan dalam pemantauan panen di Kabupaten Tuban dan Kabupaten Jombang pada dua hari sebelumnya, panen jagung masih dan sedang berlangsung, masing-masing sekitar delapan ribu hektare dan lima ribu hektare," terang Agung.

"Masih cukup memenuhi kebutuhan nasional," pungkas Agung.

Agung juga menjelaskan, harga jagung ditingkat petani saat ini ternyata diatas harga acuan pemerintah yaitu Rp3.150 per kg jagung pipilan kering sebagaimana diatur dalam Permendag 96 tahun 2018.

"Panen raya hari ini sangat menggembirakan, karena harga jagung relatif tinggi, yaitu mencapai Rp3.700 hingga Rp3.800 per kg jagung pipilan basah atau mencapai Rp4.600  hingga Rp4.700 per kg jagung pipilan kering," jelas Agung.

Dari pantauan pelaksanaan panen jagung di Desa Kakat Penjalin yang mencapai 120 hektare pada Oktober 2018, provitas bisa mencapai 10,6 ton per hektare, jauh diatas rata-rata provitas kabupaten.

Di tempat yang sama, Bupati Lamongan juga mengungkapkan bahwa saat ini, meski musim kemarau, perkiraan panen jagung di Kabupaten Lamongan pada bulan Oktober 2018 sekitar 7 ribu hektare.

"Harga jagung saat ini sangat menguntungkan petani, kami berharap petani bersemangat dalam menanam jagung," ujar Fadeli.

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu sentra produksi jagung di Jawa Timur. Kebijakan Bupati Lamongan Fadeli yang sangat perhatian terhadap upaya peningkatan produksi dan produktivitas jagung terbukti efektif.

Hal tersebut terlihat dari capaian yang sangat meningkat tajam dalam tiga tahun terakhir, baik produksi maupun produktivitasnya.

Tahun 2016 produksi jagung sekira 370 ribu ton dengan provitas 6 ton per hektare. Lalu, tahun 2017 produksi naik menjadi 571 ribu ton dan provitas rata-rata 8,3 ton per hektare. Tahun ini, prediksi produksi sudah mencapai 928 ribu ton, dan rata-rata provitas 9 ton per hektare.

"Dengan produksi jagung yang terus meningkat setiap tahunnya, saya tidak setuju adanya impor jagung. Mengingat saat ini petani sedang menikmati hasil panen dengan harga yang cukup tinggi karena kualitas jagung yang dihasilkan baik," ujar Fadeli.

"Adanya impor jagung dapat mengakibatkan kesejahteraan petani turun," tambahnya.

Dari pantauan panen jagung di Desa Kakat Penjalin yang mencapai 120 hekatere  pada Oktober 2018, provitas bisa mencapai 10,6 ton per hektare, jauh diatas rata-rata provitas kabupaten.

Saat ini, meski musim kemarau, perkiraan panen jagung di Kabupaten Lamongan pada bulan Oktober 2018 sekitar tujuh ribu hektare.

KEYWORD :

Kementan Agung Hendriadi jagung BKP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :