Kamis, 25/04/2024 14:01 WIB

ASIAN GAMES 2018

Bulutangkis Gagal, Penonton: "Sakitnya Tuh di Sini..."

Dengan kekosongan kursi tersebut, sebelumnya banyak warga yang kecewa karena pihak panitia di bagian loket tidak memberikan penjelasan alasannya.

Ratusan kursi kosong di partai final Badminton beregu putra, Rabu (22/08) foto: Alibas/Jurnas.com

Jakarta - Laga   bulutangkis putra  Indonesia kalah dari China dengan skor 3-1 pada babak final Asian Games 2018, tadi malam (22/8). Indonesia meraih medali perak. Namun  warga yang menyaksikan dilayar luar tribun, lebih kecewa karena tidak becus urusan tiket.

"Tiket katanya habis. Padahal sudah antre sejak pagi bawa anak-anak untuk nonton. Terpaksa nonton di luar tribun. Tapi ketahuan,  ternyata masih ada kursi kosong yang lumayan banyak," ujar Sugondo warga asal Jakarta Utara kepada jurnas.com.

Berdasarkan pengamatan, adanya ratusan kursi di tribune bagian tenggara dan timur laut Istora Senayan, Rabu (22/08) terlihat kosong. Kalangan wartawan yang meliput harus berdesakan untuk bisa leluasa menonton. Tak ayal, beberapa media asing nonton sambil memotret dengan ruang terbatas.

Pada laga tersebut, disaksikan langsung Presiden Joko Widodo bersama Istri. Juga sejumlah menteri kabinet kerja.

Dengan kekosongan kursi tersebut, sebelumnya banyak warga yang kecewa karena pihak panitia di bagian loket tidak memberikan penjelasan alasannya. Pasalnya, banyak warga yang sudah berdiri antre sekisar berjam-jam.

Sugondo mengatakan, dari pagi dapat informasi tiket ada yang borong dari tim relawan Jokowi-sapaan Joko Widodo-, ada juga yang menginformasikan ada kongkalikong calo dengan orang dalam.

Menurut Sugondo,  bulutangkis Indonesia kalah baginya sudah luar biasa mendapat medali perak. " bukan itu masalahnya. Kok katanya tiket habis tapi ternyata ratusan yang kosong. sakitnya tuh di disini," ujar Sugondo tersenyum sambil memegang dadanya menirukan lagu yang pernah tenar itu.

Seorang suporter lainnya bernama Gunawan pada berita sebelumnya mengatakan, dirinya antre sejak usai Shalat Ied atau sekitar jam 07.40. Dia menceritakan,  posisinya hanya sekira satu meter dari loket yang berada di dekat kantor Inasgoc. Diinfokan loket baru dibuka jam 08.00. Sialnya, jam jam 09.00 petugas baru informasikan tiket sesi dua final badminton habis.

“Situasinya yang udah antre tidak ngerti,  karena penjelasan panitia tidak jelas. Semua sudah pada kesel,” tuturnya.

Situasi sempat memanas, kata Gunawan setelah setengah jam kemudian diumumkan secara  resmi tiket sesi 2 final sold alias habis. “Ngamuklah yang depan loket. Petugas di foto - foto pengunjung bahkan hampir rusuh dan polisi yang jaga sampai urun tangan. Pas kejadian itu, aku  mundur ngeri,” tuturnya.

“Cara-cara  inasgoc yang sok international.  Sok ketat, tapi memberi ruang KKN atau nego dibalik bilik, itu menyakitkan publik,” ujar Gunawan.

Sebelumnya, Inasgoc sebagai pelaksana Asian Games telah melepas 1.600 lembar tiket final dari kapasitas Istora Senayan yang mencapai 7 ribuan, yang diklaim telah habis beberapa jam sebelum pertandingan final berlangsung.

Namun, saat pertandingan tunggal pertama antara Anthony Sinisuka Ginting melawan Shi Yuqi, kursi-kursi yang di bagian tenggara dan timur masih kosong. Hingga pertandingan terakhir, Indonesia takluk dari  China, ratusan kursi tersebut masih terlihat kosong.

KEYWORD :

Asian Games 2018 Bulutangkis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :