Kamis, 18/04/2024 19:15 WIB

Petani Mengeluh Minimnya Penyimpanan Bawang di Brebes

Menurutnya, selama ini para petani tak bisa berbuat banyak karena kurangnya wadah saat panen sudah tiba. Ketimbang busuk, pilihan terakhir mereka hanya menjual ke calo.

Petani bawang merah Brebes (Foto: Alibas/jurnas.com)

Brebes - Sultoni, salah satu petani bawang merah Brebes, mengeluhkan menimnya ketersediaan wadah yang bisa langsung menampung hasil panen kala musim panen mulai tiba.

Pria yang sekaligus ketua kelompok Tani Uman Jaya Satu dari desa Jagalembani mengungkapkan, bahwa selama ini para petani hanya mengandalkan para calo (makelar, Red) untuk membeli hasil panen mereka, yang notabennya sangat murah.

Menurutnya, selama ini para petani tak bisa berbuat banyak karena kurangnya wadah saat panen sudah tiba. Ketimbang busuk, pilihan terakhir mereka hanya menjual ke calo.

"Harapa kami, hasil panen kami dibeli oleh Pemerintah, sehingga tidak menunggu para tengkulak lagi. Karena saat ini, dijual ke calo-calo dan kemudian dilanjutkan ke tengkulak," harap pria usia 47 tahun itu.

"Tentu harganya sangat murah," sambungnya.

Sultoni mengisahkan, bahwa selama ini pemerintah baru beberapa kali menampung hasil panen para petani yakni 2016 dan 2017 lalu.

"2016 dibeli oleh Bulog 21 ribu perkilo untuk bawang basah dan Juli-Agustus 2017 dibeli 15 ribu perkilo," ujarnya.

"Kami ingin petani adalah penjual dan pemerintah adalah pembeli," tambahnya.

KEYWORD :

Kementan Brebes bawan merah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :