Kamis, 25/04/2024 14:01 WIB

Saat Puasa Rentan Alami Panas Dalam, Ini Penjelasannya

Puasa nyaman tanpa panas dalam asupan cairan cukup, minimalkan risiko panas dalam.

Gejala panas dalam dirasakan oleh orang awam sebagai sumeng, kulit kering, bibir pecah, mulut kering, dan tidak nyaman di pencernaan.(Foto : Istimewa)

Jakarta - Panas dalam dapat dialami kapan dan siapa saja, tanpa memandang usia dan cuaca. Hanya saja di bulan ramadan ini risiko mengalami gejala panas dalam meningkat. Panas dalam mengacu pada penyakit di mana tubuh sedikit lebih sensitif terhadap panas, tenggorokan sakit, dan selalu haus.

Sebagian masyarakat yang mengeluhkan panas dalam kadang mengalami sariawan, tidak nyaman di pencernaan, dan bibir pecah-pecah.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Sint Carolus, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid menjelaskan, puasa memang mengubah proses metabolisme tubuh karena ada waktu di mana kita tidak makan. Hal ini tentu memengaruhi kinerja semua organ tubuh.

Puasa, lanjut dr. Aswin, sebenarnya sudah banyak diteliti sangat bermanfaat untuk kesehatan, bahkan pada pasien penyakit kronis seperti diabetes atau maag. Namun puasa sehat harus mematuhi beberapa aturan, salah satunya dengan minum cukup. "Masalah paling kerap ditemui adalah masalah kekurangan cairan dan mineral," katanya dalam acara diskusi "Puasa Nyaman Tanpa Panas Dalam" di Jakarta, Kamis (24/5).

Selain tidak teratur minum, lanjut dr. Aswin beberapa kebiasaan kurang baik seperti terlalu lelah dan banyak beraktivitas sehingga keluar banyak keringat, juga rentan menyebabkan dehidrasi. Kekurangan asupan cairan akan menyebabkan beberapa gangguan.

"Selain menyebabkan dehidrasi, atau yang orang sebut panas dalam, kekurangan cairan dan mineral rentan menyebabkan tubuh lemas dan mudah terserang penyakit lain. Pada saat itu, tenggorokan kering maka bakteri atau virus akan mudah masuk ke dalam tubuh," jelas dr. Aswin.

Gejala panas dalam dirasakan oleh orang awam sebagai sumeng (suhu sedikit meningkat), kulit kering, bibir pecah, mulut kering, dan tidak nyaman di pencernaan.

Untuk mencegah panas dalam saat puasa, dr. Aswin menyarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral alami selama puasa. Siang hari kita tidak makan atau minum sehingga asupan cairan dimaksimalkan ketika berbuka puasa maupun sahur.

"Selain air putih, kita bisa minum cairan yang memang dikhususkan untuk mencegah panas dalam. Biasanya minuman khusus seperti Larutan Cap Kaki 3 sudah ditambahkan mineral khusus yang berkhasiat meredakan panas dalam," jelas dr. Aswin.

KEYWORD :

tips puasa panas dalam ramadan minum air




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :