Kamis, 25/04/2024 18:04 WIB

Mentan Rangkul Mahasiswa Wujudkan Lumbung Pangan Dunia

Mekanisme tender membuat bantuan sarana produksi kepada petani menjadi mubazir.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah umum di Universitas Jember, Rabu (23/5).

Jember  - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah umum di Universitas Jember, Rabu (23/5). Ia menekankan agar para mahasiswa sebagai generasi muda memajukan pertanian berbasis teknologi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Pada kuliah umum ini, Amran menceritakan pengalamannya selama berada di Kabinet Kerja sejak 2014. Salah satunya, mengenai terobosan yang dilakukan dan capaiannya.

Saat menjadi menteri, katanya, merombak regulasi terkait pengadaan. Soalnya, mekanisme tender membuat bantuan sarana produksi kepada petani menjadi mubazir.

"Anggaran keluar Januari, empat bulan tender. Selesai panen, baru traktor jalan (diterima petani)," ujarnya saat memberikan Kuliah Umum "Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045" di Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu (23/5).

Hal tersebut, mendorongnya menemui Presiden dan meminta regulasi pengadaan barang/jasa diubah. Sebab, ucapnya kepada Presiden, "Tikus tidak pernah katakan, tunggu dulu, pemerintah lagi tender.

Amran pun mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tujuannya agar  penyimpangan dapat dihindari dan anggaran tak diselewengkan. Alhasil, Kementerian Pertanian berhasil memperoleh penghargaan anti gratifikasi.

Terobosan selanjutnya adalah meningkatkan alokasi anggaran untuk petani langsung. Konsekuensinya, anggaran seminar, peresmian, pengadaan, dan uang perjalanan dinas alokasinya dicabut. "Dulu, alokasi alsintan untuk petani 35 persen. Sekarang 85 persen," jelasnya.

Amran juga mendorong peneliti pertanian, lebih giat melakukan riset dan berinovasi. Alasannya, memajukan pertanian nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kemudian deregulasi. Dulu izin pertanian tiga bulan, bahkan ada dua tahun, tiga tahun. Kami buat Satu Padu. Dalam satu jam selesai, bahkan cukup dari rumah," imbuhnya.

Selanjutnya, memaksimalkan lahan menganggur, seperti tadah hujan. Tujuannya, meningkatkan produksi dalam negeri serta merealisasikan visi Lumbung Pangan Dunia 2045.

Kementan juga mengembangkan pertanian di daerah-daerah perbatasan sebagai lumbung pangan yaitu di Lingga, Belu, Malaka, Merauke, dan Entikong.

Dengan begitu, mempermudah ekspor pangan, khususnya ke negeri jiran. Harga pangan juga mulai stabil. "Sebelum Jokowi-JK, harga beras Rp50 ribu hingga Rp80 ribu di Merauke. Hari ini Rp8 ribu," bebernya.

Amran mengungkapkan, banyak capaian terukir buah dari terobosan tersebut. Misalnya, berhasil menutup keran impor beras dan jagung. Bahkan, sudah diekspor ke berbagai negara, termasuk bawang merah.

"Dalam sejarah pertanian 72 tahun, kita tembus ekspor ayam ke Jepang," lanjutnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Jember, Moh Hasan, berharap, Kementerian Pertanian konsisten melakukan modernisasi pertanian, memaksimalkan lahan suboptimal, dan upaya-upaya lainnya.

"Mudah-mudahan ikhtiar dapat ridho dan petunjuk-Nya," katanya.

KEYWORD :

Kementan Jember Lumbung Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :