Sabtu, 20/04/2024 06:58 WIB

Lola Amaria: Jangan Takut Meng-Aku Pancasila

Cerita lima tokoh dalam film ini menggambarkan lima sila dan keutuhan keluarga adalah simbolisasi keutuhan Indonesia.

Film LIMA adalah cara mereka menangkap fenomena krisis penghayatan Pancasila dalam masyarakat (Foto: Instagram)

Jakarta - Pancasila adalah dasar bagi Indonesia yang adil, beragam dan demokratis. Sayangnya polarisasi politik menimbulkan gesekan dan kecurigaan sosial tinggi di semua lapisan masyarakat.

Menurut Produser sekaligus Sutradara Lola Amaria, untuk tujuan-tujuan politik, Pancasila sengaja dilupakan dan dikesampingkan.

"Bahkan, orang mulai takut membawa-bawa Pancasila karena dianggap bagian dari kelompok-kelompok politik tertentu. Untuk menyuarakan keberagaman saja banyak yang sering merasa dihantui ketakutan akan intimidasi," ujarnya.

Jika dibiarkan lama-lama Pancasila  jadi momok yang menakutkan. Kita harus lawan dan berani mengatakan bahwa Aku Pancasila.

Krisis penghayatan Pancasila yang banyak dialami oleh generasi muda ini bersumber pada miskinnya penghayatan nilai-nilai Pancasila dilingkungan keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi ruang bersemainya nilai-nilai Pancasila semakin lama semakin hilang. Pancasila menjadi asing dalam lingkungan keluarga sebelum akhirnya dilupakan.

"Film Lima adalah cermin bagaimana krisis itu terjadi di keluarga, lingkungan dan lapisan masyarakat lainnya. Betapa lima sila itu semakin keropos dan tidak lagi menjadi pegangan hidup berbangsa dan bernegara," lanjutnya.

Agama yang seharusnya memberi rasa damai, seolah-olah menebarkan ketakutan. Rasa kemanusiaan kita yang semakin dangkal, sikap membeda-bedakan satu sama lain, mau menang sendiri sampai keadilan yang semakin jauh bagi rakyat bawah menjadi tema kelima sutradara tersebut.

Bagi kelima sutradara muda ini, film lima adalah cara mereka menangkap fenomena krisis penghayatan Pancasila dalam masyarakat, mengekspresikan kegelisahan yang mereka alami dan sekaligus harapan akan Indonesia yang kokoh, kuat, damai dan lebih baik di masa yang akan datang. Mereka ingin menjadi wakil dari generasi muda sekarang yang melihat generasinya di masa sekarang ini semakin takut meng-Aku Pancasila.

Walau digarap bersama oleh lima sutradara, film hasil kerjasama produksi Lola Amaria Production (LAP) dengan Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika juga beberapa pihak ini bukan omnibus.

Kelima-nya bekerjasama membangun satu cerita besar yang utuh namun dengan ciri khas masing-masing. Cerita lima tokoh dalam film ini menggambarkan lima sila dan keutuhan keluarga adalah simbolisasi keutuhan Indonesia.

Dengan berpegang pada Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan niscaya Indonesia akan tetap utuh sampai kapanpun dan kita tidak perlu takut dengan ancaman apapun termasuk terorisme.

Film ini dapat ditonton di layar-layar bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 31 Mei 2018, sehari sebelum peringatan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni.

KEYWORD :

Film Lima Lola Amaria Pancasila




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :