Sabtu, 20/04/2024 04:02 WIB

Hidayat Nur Wahid: Empat Pilar Terbuka untuk Semua Elemen Bangsa

Sayang dan cinta kepada bangsa dan negara bukan sayang dan cinta monyet

Hidayat Nur Wahid usai memberikan keynote speech di hadapan ratusan anggota Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) kota Depok dan ibu-ibu majelis taklim seputar kota Depok, Sabtu (28/4))

Depok - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)  Hidayat Nur Wahid (HNW) mengungkapkan satu idiom jaman old yang sangat relevan dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR yakni `tak kenal maka tak sayang`.  Jika rakyat Indonesia tidak mengenal Empat Pilar MPR yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, maka tidak akan tumbuh rasa cinta dan sayang kepada bangsa dan negara.

Hal tersebut disampaikan HNW, saat memberikan keynote speech di hadapan ratusan anggota Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) kota Depok dan ibu-ibu majelis taklim seputar kota Depok peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI dengan PD Salimah, di Gedung Puri Sekar Peni. kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/4).

Hadir dalam acara tersebut perwakilan Walikota Depok, anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Jawa Barat VI Mahfudz Abdurrahman, Ketua DPD PKS Kota Depok H.M Hafid Nasir, dan Ketua PD Salimah kota Depok Raden Siti Nurani.

"Namun, sayang dan cinta kepada bangsa dan negara bukan sayang dan cinta monyet yang hanya hangat di permukaan tapi cinta dan sayang secara tulus seperti cinta kita kepada keluarga yakni memberikan secara total segala yang terbaik yang bisa kita berikan. Begitu juga dalam konteks negara, membuktikan cinta kita kepada negara dengan memberikan segala yang terbaik," katanya.

Dikatakan HNW, untuk itulah MPR sesuai dengan perintah UU melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar dengan berbagai metode yang tepat kepada berbagai elemen masyarakat di seluruh  Indonesia.

"MPR tidak milih-milih dalam melakukan sosialisasi.  Sosialisasi membuka tangan lebar-lebar kepada semua elemen masyarakat asal dia warga bangsa Indonesia maka dia bisa mengikuti sosialisasi. Saya tekankan juga betapa pentingnya kegiatan sosialisasi ini sebab akan mengembalikan kembali pemahamam rakyat Indonesia akan nilai-nilai luhur bangsanya," ujarnya.

Berbicara soal Pancasila, dikupas HNW dalam materi sosialisanya.  Pancasila adalah kesepakatan seluruh rakyat Indonesia dan menjadi dasar dalam pembentukan dan penegakan negara Indonesia yang digali kembali dari nilai-nilai luhur bangsa yang memang sudah ada yang kemudian dirumuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia yang juga berbeda-beda dan beragam.

Pancasila, lanjut HNW,  juga adalah perekat.  Pancasila mampu merekatkan Indonesia yang keberagamannya sangat luarbiasa.  Pentingnya kehadiran Pancasila bisa dirasakan ketika negara besar, negara adikuasa Uni Soviet bisa hancur menjadi beberapa negara yang terpecah-pecah.  Konsep Glassnost dan Perestroika yang diluncurkan Pemimpin Soviet Michael Gorbachev tak mampu mempertahankan Soviet yang sangat tinggi keberagamannya.

Perestroika merupakan upaya Gorbachev menyelesaikan masalah kompleks yang dihadapi Uni Soviet yang bertujuan agar terjadinya restrukturisasi dalam negara. Pada prakteknya, konsep perestroika justru menjadi awal kehancuran total Uni Soviet.

"Kita bangsa Indonesia patut bersyukur bahwa Pancasila yang dirumuskan para pendiri bangsa ternyata mampu menjadi perekat dan menyatukan bangsa Indonesia yang keberagamannya sangat tinggi yang merupakan faktor besar resiko perpecahan sebuah bangsa.

Untuk itulah kita sebagai rakyat Indonesia mesti menjaga Pancasila agar tidak terusik, upaya memahami kemudian mencintai dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus diviralkan dengan berbagai cara salah satunya dengan mengikuti Sosialisasi Empat Pilar," tandasnya.

KEYWORD :

Warta MPR Hidayat Nur Wahid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :