Rabu, 24/04/2024 17:16 WIB

Penyebab 2 Provinsi Ini Berisiko Tinggi Penyakit Jantung

Meski usaha pencegahan terus diupayakan, ternyata dua provinsi ini miliki risiko penyakit jantung yang tinggi.

Sebanyak 50 Puskesmas di dua provinsi dengan risiko penyakit jantung tinggi di Indonesia

Jakarta -  Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Indonesia dari tahun 2007-2013, terdapat peningkatan signifikan atas kematian akibat penyakit jantung dan faktor-faktor risiko penyakit jantung di Indonesia.

Dari hasil riset ini pula diketahui bahwa provinsi Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung mewakili provinsi dengan jumlah risiko penyakit jantung yang tinggi dan ditandai oleh tingginya jumlah populasi perokok, jumlah pasien dengan tingkat kolesterol tinggi dan banyaknya kasus tekanan darah tinggi dan diabetes.

Cepatnya perubahan perkembangan situasi terkait penyakit jantung di Indonesia, terutama menyangkut faktor risiko dan hambatan yang ditimbulkan akibat penyakit yang menjadi penyebab 37% kematian (data WHO Non-Communicable Diseases (NCD) Country Profiles, 2014) di Indonesia ini

Kasus tersebut telah mendorong WHF dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) didukung perusahaan farmasi global, Pfizer, melakukan riset untuk mengkaji penyakit jantung (kardiovaskular) dalam skala dan konteks lokal Indonesia.

Sebanyak 50 Puskesmas di dua provinsi dengan risiko penyakit jantung tinggi di Indonesia menjadi sasaran program kerjasama World Heart Federation (WHF) dan PERKI tahun ini, yang mendapatkan dukungan dari Pfizer.

Dari jumlah puskesmas tersebut, diharapkan sebanyak 2,500 orang di 35 Puskesmas di Provinsi Sulawesi Selatan dan 15 Puskesmas di Provinsi Bangka Belitung akan menjadi subyek penelitian eksperimental, edukasi publik dan strategi intervensi lainnya yang dikoordinasikan pelaksanaannya oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) yang akan bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia, perguruantinggi dan klub jantung sehat setempat.

Penelitian dan program kerjasama yang akan berlangsung selama 18 bulan ini dikemas dalam payung Independent Grant for Learning and Change (IGLC) Pfizer, untuk merumuskan upayaupaya yang lebih baik agar dapat meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya bagi mereka dengan penyakit jantung dan yang memiliki risiko tinggi atas penyakit ini di Indonesia.

”Kerjasama ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan memitigasi berbagai profil faktor-faktor risiko penyakit jantung di wilayah Indonesia dengan populasi yang memiliki risiko penyakit jantung tertinggi,” ujar Ketua Umum PERKI, dr. Ismoyo Sunu.

Kerjasama PERKI dan Pfizer ini bertujuan untuk mempromosikan perilaku hidup sehat pada aspek-aspek yang dapat mempengaruhi risiko terhadap penyakit jantung, sesuaidengan panduan dan ketentuan dari Yayasan Jantung Indonesia, maupun PERKI.

Terkait dengan upaya tersebut, maka sebagai bagian dari kerjasama ini akan dilakukan peningkatan kemampuan profesional para tenaga kesehatan umum di 50 Puskesmas pada dua provinsi penelitian untuk dapat mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko penyakit jantung sesuai dengan panduan PERKI.

KEYWORD :

jantung PERKI Indonesia kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :