Sabtu, 20/04/2024 01:07 WIB

Ternyata Perempuan Mudah Orgasme Setelah Melakukan Ini

Tudung klitoris yang terlalu tebal, besar dapat mengurangi selama melakukan aktivitas seksual.

Ilustrasi Seks (Foto :Time of India)

Jakarta - Berbeda dengan tindakan Female Genital Mutilation (FGM) yang menghilangkan secara total atau sebagian dari organ genitalia eksterna perempuan. Sunat perempuan atau female circumcision dilakukan dengan cara menggores kulit yang menutupi bagian depan klitoris tanpa sedikitpun melukai klitoris. Perlakuan tudung (hoods) klitoris, mirip dengan tindakan hoodectomy yang jamak dilakukan dokter spesialis bedah di dunia, namun dengan indikasi medis.

dr. Valleria, SpOG menjelaskan, secara teknis, penorehan tudung klitoris dilakukan menggunakan needle khusus. Karena umumnya dilakukan pada usia kurang dari 5 tahun, dengan anatomi tudung klitoris yang masih sangat tipis dan belum banyak dilalui pembuluh darah serta saraf, tindakan ini sangat minim pendarahan dan rasa sakit.

"Penorehan tudung klitoris selanjutnya membuat klitoris `lebih terbuka` pada usia dewasa terkait perkembangan organ termasuk didalamnya vagina. Disisi lain kebersihan vagina terutama sekitar klitoris menjadi lebih terjaga dan terhindar dari bau yang tidak sedap," jelas dr. Valleria di Jakarta, Rabu (25/4).

Clitoral hoods (tudung klitoris) terbentuk secara genetik, tiap-tiap perempuan memiliki lebar dan tebal yang berbeda. Seiring bertambahnya usia, kelemahan atau elastisitas tudung kritoris menurun sehingga tidak sedap dipandang pasangan. "Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan membuat respon atau sensasi seksual menjadi terganggu," ujarnya

Dilain pihak, seorang dokter asal London, Inggris, dr. Jacobson mengatakan pada perempuan yang memiliki masalah untuk mendapatkan kepuasan seksual/orgasme saat berhubungan intim dengan pasangannya. Bisa jadi disebabkan tudung klitoris yang terlalu tebal, besar sehingga menutupi klitoris.

Hal ini selanjutnya mengurangi rangsangan yang diterima klitoris selama melakukan aktivitas seksual. Dengan dilakuannya hoodectomy, klitoris menjadi terbuka yang selanjutnya meningkatkan rangsangan seksual yang didapatkan seorang perempuan untuk mencapai orgasme secara lebih mudah.

"Perempuan yang terbuka klitorisnya, akan lebih mudah mencapai orgasme dibandingkan wanita yang tidak. Dalam penelitian yang di lakukan di Ingris, perempuan yang memiliki klitoris terbuka, dengan tindakan hodectomy memiliki tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi mencapai 97,2 persen dibadingkan yang tidak," jelas dr. Valleria.

Klitoris dan penis memiliki kesamaan karena keduanya berperan penting dalam menentukan gairah seksual seseorang. Saat perempuan dirangsang secara seksual, klitoris menjadi lebih tegak dan membesar, kondisi ini mirip dengan penis pada pria.

Tudung klitoris berfungsi melindung kepala klitoris. "Fungsi dari tudung klitoris adalah melindungi klitoris yang sensitif dari iritasi, dan cidera dan juga mencegah stimulasi berlebih pada situasi non seksual," ujarnya lagi.

Seperti sunat perempuan yang menjadikan klitoris sedikit terbuka, hoodectomy merupakan tindakan medis yang tidak membutuhkan rawat inap, dan hanya membutuhkan anastesi lokal. Tindakan ini hanya dilakukan dalam waktu 15 – 30 menit.

Baik tindakan sunat perempuan maupun hoodectomy terbukti tidak menimbulkan kerusakan saraf disekitar klitoris, jika dilakukan oleh tenaga profesional. Paska tindakan hoodectomy pasien mungkin mengalami sedikit pembengkakan namun akan kembali normal setelah beberapa hari.

Komplikasi paska tindakan yang dapat terjadi paska tindakan sunat perempuan maupun hoodectomy seperti infeksi dan pembengkakan. "Namun dapat diminimalisir tenaga medis dengan pemberian obat-obatan dan tindakan aspesis," tambah dr. Valleria.

KEYWORD :

sunat perempuan berhubungan intim klitoris orgasme




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :