Jum'at, 26/04/2024 01:57 WIB

Resimen Mahatara Serap Banyak Hal Baru dari Sosialisasi Empat Pilar

Apa yang diperoleh para mahasiswa selama mengikuti sosialisasi ini hendak disampaikan kepada teman-temannya di kampus.

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI

Medan - Di sebuah lapangan samping kanan Hotel Prime Plaza Kualanamu, Medan, 100 anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) dari berbagai perguruan tinggi se Sumatera Utara duduk di kursi mengeliling lapangan yang tak begitu luas itu.

Di salah satu sisi lapangan duduk Kepala Biro Persidangan dan Sosialisasi MPR Tugiyana, S.IP., Kasdim 0204 Deli Serdang Mayor Inf. Muhsin Barus mewakili Pandam I Bukit Barisan, Drs. Efendi Manurung mewakili Rektor Universitas Sumatera Utara, Kabag Keamanan MPR Drs. Riskandar, dan beberapa pengurus Resimen Mahasiswa Sumatera Utara (Mahatara).

Malam itu, Minggu (22/4/2018), MPR bekerjama dengan Resimen Mahatara menggelar acara penutupan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Pendidikan Kebangsaan atau Bela Negara.

Ini adalah akhir dari sebuah kegiatan yang telah berlangsung selama tiga hari. Di awali kegiatan pemaparan meteri sosialisasi yang berlangsung di kelas (in door), lalu diikuti pendalaman materi dalam bentuk diskusi kelompok, dan dilanjutkan kegiatan di luar ruangan(out door) berupa permaian (games) sebagai implementasi dari nilai-nilai yang diperoleh di kelas dalam kegiatan yang nyata.

Kepala Biro Persidangan dan Sosialisasi Tugiyana, S.IP., mewakili pimpinan MPR, kemudian menutup secara resmi kegiatan ini. Setelah sebelumnya Drs. Riskandar, mewakili panitia melaporkan penyelenggaran sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Bela Negara.

Menurut Riskandar, jumlah peserta 100, dan jumlah itu bertahan hingga akhir kegiatan sosialisasi. Dan, narasumber adalah para tokoh reformasi dan saksi sejarah yang ikut serta mengamandemen UUD Tahun 1945.

Untuk sosialisasi dengan metode Bela Negara, jelas Tugiyana, memang menjadikan anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) sebagai sasaran. Alasannya, anggota Menwa memiliki keunggulan tertentu dari segi kedisiplinan dan nasionalisme.

“Sebagai generasi muda penerima estafet kepemimpinan masa depan diberi bekal berupa pengetahuan tentang nilai-nilai Empat Pilar,” kata Tugiyana.

Nilai-nilai Empat Pilar mempunyai peran penting dalam kehidupan berbangsa. Tugiyana berharap, pengetahuan yang diperoleh para peserta ditularkan di kampus masing-masing, masyarakat sekitarnya, dan keluarganya.

Sementara Drs. Efendi Manurung yang berbicara mewakili Rektor Universitas Sumatera Utara memberikan apresiasi kepada MPR yang telah menyelenggarakan sosialisasi Empat Pilar dengan metode Bela Negara untuk anggota Menwa di Sumatera Utara. Selama tiga, kata Efendi Manurung, para anggota Menwa mendapat bekal berupa nilai-nilai Empat Pilar.

“Kalau di universitas menyelesaikan materi seperti itu butuh waktu satu semester,” ujarnya.

Maka, dia berharap, apa yang diperoleh para mahasiswa selama mengikuti sosialisasi ini hendak disampaikan kepada teman-temannya di kampus.

Para mahasiswa mengaku memperoleh banyak manfaat selama mengikuti kegiatan sosialisasi ini. Dua orang peserta, Agus (mahasiswa USU) dan Dea (mahasiswa Universitas Quality Medan) yang mewakili para peserta mengaku, banyak hal baru yang belum pernah mereka peroleh sebelumnya selama tiga mengikuti kegiatan sosialisasi ini.

Hal yang paling berkesan, tambah Agus, para peserta bisa berdiskusi dengan para narasumber yang selama ini hanya bisa mereka saksikan di layar televisi.

Selain itu, menurut Agus, sosialisasi ini telah mempersatukan antarkesatuan Menwa di Sumatera Utara yang selama ini belum pernah terjadi.

“Sosialisasi ini menghapus gap antarkesatuan Menwa Sumatera Utara,” kata Agus saat menyampaikan kesan dan pesannya.

Kalau kita bersatu, menurut Dea, banyak masalah yang bisa dipecahkan. Oleh karena itu, Dea mengajak teman-temannya para peserta untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang Empat Pilar ini di lingkungan kampus masing-masing.

Setelah Tugiyana menutup secara resmi kegiatan sosialisasi Empat Pilar dengan metode Bela Negara yang ditandai dengan melepas tanda peserta, acara dilanjutkan penyalaan api unggun.

Lampu di sekitar lapangan ucara dimatikan. Di tengah temaramnya suasana bergemalah alunan alunan lagu Indonesia Pusaka. Suasana semakin syahdu ketiga seorang petugas membacakan doa –doa suci yang memohon keselamatan bangsa dan negara, serta ampunan dosa-dosa yang pernah diperbuat. Acara kemudian diakhiri dengan jabat tangan.

KEYWORD :

Warta MPR




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :