Kamis, 25/04/2024 08:42 WIB

Waspada Daerah Kewanitaan Lembap Setelah Beraktivitas

Saat keseimbangan flora vagina terganggu, populasi bakteri patogen berkembang pesat mengakibatkan keputihan.

Press conference More Active, More Confident yang diselenggarakan oleh Absolute hari ini di Café Paradigma, Jakarta, Jumat (20/4).(Foto : Andi Mardana/Jurnas.com)

Jakarta – Perempuan zaman sekarang lekat dengan gaya hidup aktif dan dinamis. Satu hal yang harus diingat, makin aktif Anda, makin lembap pula daerah kewanitaan Anda.
Vagina adalah saluran yang menghubungkan alat genital perempuan bagian dalam dengan luar.

Vagina menghasilkan cairan atau sekret yang sebenarnya bermanfaat,” ujar dr. Neni Anggraeni, Sp.OG, dalam diskusi media More Active, More Confident yang diselenggarakan oleh Absolute hari ini di Café Paradigma, Jakarta, Jumat (20/4).

Fungsi sekret vagina antara lain menjaga kelembapan vagina tetap normal, tidak terlalu kering, sekaligus membuang keluar kotoran yang ada di dalam. Aktivitas yang tinggi akan meningkatkan kelembapan organ kewanitaan ini.

Vagina itu organ yang sangat sensitif. Kelembapannya sangat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya aktivitas sehari-hari. Bila aktivitas padat, biasanya sekret vagina pun akan lebih banyak,” tutur dr. Neni.

Dijelaskan oleh dr. Neni, ada tiga indikator kesehatan vagina: kelembapan yang cukup dan bersifat asam (pH 3,8-4,5), tidak berbau atau sedikit berbau, dan sekret berwarna bening atau sedikit putih.

Adapun ciri-ciri vagina yang tidak sehat antara lain kering atau terlalu lembap. “Kering bisa karena keseimbangan flora vagina terganggu,” ujar dr. Neni. Juga warna sekret vagina yang berubah; ini tanda bahwa vagina sudah terinfeksi. Warna sekret vagina bisa turut menunjukkan, kuman apa yang menginfeksi. Lebih parah lagi bila ada perdarahan di luar haid.

Vagina tidaklah steril, melainkan dihuni oleh flora/kuman. Ada yang baik, ada pula yang bersifat patogen. “Kuman baik yakni lactobacilli, yang menghasilkan hidrogen peroksida. Ini yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen,” lanjutnya.

Saat keseimbangan flora vagina terganggu, populasi bakteri baik berkurang, sebaliknya yang patogen berkembang pesat. Timbullah masalah seperti keputihan yang berubah warna, dan bau.
Sejatinya, vagina memang lembap. Namun, kelembapan yang berlebihan justru bisa menimbulkan masalah. Inilah yang kadang menimbulkan dilema pada perempuan.

Di satu sisi ingin aktif berkegiatan, tapi aktivitas tinggi juga bisa meningkatkan sekret vagina, sehingga kelembapannya meningkat. “Bila sekret vagina berlebihan, lingkungan sekitar area V (seperti pakaian dalam) lembap dan membuat bakteri lebih mudah berkembang,” imbuhnya.

KEYWORD :

Vagina keputihan bakteri lembab kewanitaan absolute aktiv




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :