Ilustrasi anak-anak Palestina (foto:google)
Jakarta - Ilmuan dari Intermountain Healthcare di Utah, Universitas Brigham Young menyebutkan anak-anak rentan terkena gejala infeksi pernapasan akibat polusi udara. Hal ini disebabkan ketahanan tubuh yang membuatnya dengan mudah terserang penyakit.
Penelitian ini melibatkan 146.397 pasien dengan infeksi saluran pernapasan bawah akut di Utah antara 1999 dan 2016. Para peneliti mengatakan ini adalah penelitian terbesar yang melibatkan polusi udara dan anak-anak.
"Temuan paling penting dari penelitian ini adalah bahwa proses infeksi penyakit pernapasan dapat dipengaruhi oleh polusi materi pada berbagai tingkat," kata Dr. Benjamin Horne, direktur epidemiologi kardiovaskular dan genetik di Pusat Jantung Intermountain Medical Center di Salt Lake.
"Implikasi biologis yang tepat dari temuan penelitian memerlukan penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.
Infeksi saluran napas akut yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah bronchiolitis, suatu kondisi di mana tabung pernapasan kecil di paru-paru yang disebut bronkiolus menjadi terinfeksi dan tersumbat dengan lendir. Di antara mereka yang diteliti, 64 persen didiagnosis dengan bronchiolitis.
50 persen hingga 90 persen kasus bronchiolitis disebabkan oleh virus pernapasan syncytial, yang merupakan penyebab paling umum rawat inap pada anak-anak dan orang yang lebih muda.
Di Amerika Serikat, hampir 60 persen anak-anak AS tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara di atas kualitas standar aman.
"Mungkin, bagaimanapun, bahwa menyebarnya polusi udara dalam jangka panjang membuat orang lebih rentan terserang penyakit pernapasan."
Di antara mereka yang diteliti ada kematian 30 hari setelah diagnosis dengan ALRI - 17 anak sejak lahir hingga usia 2, sembilan anak usia 3 hingga 17 dan 81 orang dewasa.
KEYWORD :Penelitian Polusi Udara Anak-anak
