Rabu, 17/04/2024 02:05 WIB

Kementan: Diperlukan Sinergitas untuk Mendongkrak Populasi Sapi

Saat ini industri sapi dan daging sapi masih lebih berkembang ke arah hilir terutama ke bisnis penggemukan dan impor daging.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita dalam workshop sinergitas peningkatan populasi sapi di Indonesia, Jumat (13/4)

Jakarta - Sinergitas dalam upaya mempercepat peningkatan populasi sapi sangat diperlukan untuk mengakselerasi pertumbuhan industri peternakan Indonesia.

Begitu kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan), I Ketut Diarmita dalam workshop Sinergitas Peningkatan Populasi sapi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA) Jumat, (13/4).

Menurut Ketut Diarmita, dalam pelaksanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, perlu adanya kontribusi dari semua pihak untuk mendukung pertumbuhan industri peternakan. Bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga dari pihak swasta, dan masyarakat (peternak) pada umumnya.

Saat ini industri sapi dan daging sapi masih lebih berkembang ke arah hilir terutama ke bisnis penggemukan dan impor daging. Pemerintah berkeinginan untuk mendorong industri peternakan sapi dan kerbau lebih ke arah hulu, yaitu ke arah perbibitan dan pengembangbiakan.

Dihapadan para peserta yang sebagian besar adalah para peternak dan assosiasi peternak Ketut Diarmita mengatakan, untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau, ada dua program prioritas Kementerian Pertanian, yaitu melalui Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) dan penambahan indukan impor.

Ketut Diarmita menyampaikan, Upsus Siwab merupakan salah satu program pemerintah untuk optimalisasi reproduksi. Bentuk fasilitasi program ini adalah pemberian pelayanan gratis bagi peternak sapi berupa semen, pelayanan Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan dan pelayanan teknis lainnya.

"Melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB) penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak," ujar Diarmita.

Selain itu, untuk mendukung Upsus Siwab juga ada kegiatan pendukung lainnya, yaitu; 1). memperkuat aspek perbenihan dan perbibitan untuk menghasilkan benih dan bibit unggul berkualitas dan tersertifikasi dengan penguatan tujuh (7) Unit PelaksanaTeknis (UPT) Perbibitan; 2). Pengembangan HPT (Hijauan Pakan Ternak); 3). Penanganan gangguan reproduksi; 4).Pengendalian pemotongan betina produktif, bekerjasama dengan Baharkam Mabes Polri; 5). Pemerintah juga memberikan fasilitasi Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).

Menurut Ketut Diarmita, pada tahun pertama pelaksanaan program, capaian kinerja program Upsus Siwab sangat fantastis, hal ini terlihat dari pelayanan IB dari Januari 2017 hingga dengan 11 April 2018 telah terealisasi sebanyak 5.222.542 ekor, kemudian kebuntingan 2.322.367 ekor.

"Dengan kelahiran sebanyak 1.130.369 ekor, hal ini berarti setara Rp7,9 triliun dengan asumsi harga 1 pedet lepas sapih Rp7 juta per ekor. Nilai yang sangat fantastis mengingat investasi program Upsus Siwab pada 2017 sebesar Rp1,1 triliun," tandasnya.

Ketut Diarmita menyebutkan, capaian tersebut merupakan capaian kinerja rill di lapangan yang dilaporkan melalui sistem Pelaporan ISIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi, Red) yang jelas ketelusuran dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

"Pengembangan sistem pelaporan melalui ISIKHNAS merupakan kebanggaan tersendiri, karena dengan sistem ini kinerja pengembangan populasi  sapi dan kerbau di seluruh wilayah Indonesia dapat terdeteksi secara cepat, tepat dan akurat," ungkap Ketut Diarmita.

KEYWORD :

Kementan Sapi Dirjen PKH Impor




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :