Kamis, 18/04/2024 09:29 WIB

Tips Mencegah dan Mengendalikan Penyakit Jembrana

Resiko penyakit ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi cukup besar karena ternyata dapat menyerang sapi hingga mati

Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa (Foto: Humastani)

Jakarta - Pengusaha sapi mungkin sudah tak asing lagi dengan penyakit Jembrana. Namun, kita juga tak bisa menampik  bahwa ada sebagian petani atau pengusaha yang belum mengenal baik penyakit ini serta penanggulangannya.

Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan, penyakit ini bersifat virus (Genus Retrovirus) dan bersifat menular, serta menyerang sistim kekebalan tubuh sapi Bali tanpa pandang umur dan kelamin baik. Penyakit ini diketahui hanya ada di Indonesia dan hanya menyerang sapi Bali.

Resiko penyakit ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi cukup besar karena ternyata dapat menyerang sapi hingga mati. Karena itu, pemerintah telah menetapkan penyakit jembrana menjadi salah satu prioritas dalam pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan Strategis.

"Adanya perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim menjadi penyebab daya tahan tubuh ternak menurun, sehingga mudah terserang penyakit tersebut," ujar fadjar.

Untuk itu, kata Fadjar, pemantuan lapangan masih terus dilaksanakan dan dilakukan koordinasi antara Ditjen PKH Kementan dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di daerah.

Fadjar juga menyampaikan, untuk pencegahan dan pengendalian penyakit Jembrana ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Dinas setempat, di antaranya:

1. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan lalu lintas atau perdagangan sapi Bali dengan dilengkapi  Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan tidak memasukan sapi bali yang sakit ke daerah yang tidak ada kasus penyakit.

"Selain itu kita himbau juga agar sapi bali dari daerah bebas wajib di vaksin sebelum dibawa ke daerah tertular atau endemik," jelasnya.

2. Melakukan pendataan dan identifikasi populasi sapi Bali di masing-masing wilayah tertular, bebas, dan terancam (risiko tinggi).

3. meningkatkan surveilans aktif dan deteksi dini penyakit Jembrana secara rutin dan berkelanjutan.

4. Meningkatkan dan mewajibkan pelaksanaan vaksinasi Jembrana secara rutin.

5. Pemberantasan vector dengan penyemprotan insektisida. 

6. Melakukan isolasi dan observasi reaktor penyakit Jembrana (hewan sakit dan terduga sakit).

7. Meningkatkan pelaporan setiap kejadian kasus penyakit Jembrana secara aktif melalui iSIKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir, Red).

Selanjutnya, Fadjar  menjelaskan, untuk memantau kondisi dan memetakan keberadaan penyakit pada ternak dilapangan, maka  Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan monitoring dan surveilans  terus secara periodik.

KEYWORD :

Kementan Ditjen PKH Jembrana Fadjar Sumping




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :