Sabtu, 20/04/2024 09:25 WIB

Hati-hati! Penyakit Jantung Berawal dari Hipertensi

Kebanyakan pengidap hipertensi tidak terdeteksi lantaran tidak mengalami gejalanya langsung

Kebanyakan pengidap hipertensi tidak terdeteksi lantaran tidak mengalami gejalanya langsung (Foto: Netizen Pos)

Jakarta - Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) data pola penyebab kematian umum di Indonesia datang dari penyakit jantung dan pembuluh darah yang biasanya diawali dari masalah gangguan hipertensi.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi sendiri bisa menyebabkan gangguan ginjal, merusak kerja mata, mengganggu kerja otak, hingga menjadi faktor risiko penyakit jantung.

Berdasar pemeriksaan kesehatan terhadap 500 pegawai Departemen Kesehatan terdeteksi bahwa 99 orang menderita hipertensi. Prevalensinya di Indonesia diperkirakan mencapai 17 sampai 21 persen dari polulasi dan kebanyakan tidak terdeteksi karena manusia cenderung mengalami gangguan hipertensi tanpa merasakan atau mengalami gejalanya.

Menurut Badan Kesehatan Dunia, dari 50 persen penderita hipertensi yang terdeteksi, hanya 25 persen yang mendapat pengobatan, dan 12,5 persen yang bisa diobat dengan baik. Ditambah lagi 90 persen penderita hipertensi tidak diketahui jumlahnya.

Oleh sebab itu, hipertensi kerap disebut sebagai penyakit primer. Sedangkan sisa 10 persen atau bahkan kurang diketahui menderita hipertensi akibat gangguan ginjal dan masalah kelenjar endokrin tubuh yang biasa disebut hipertensi sekunder.

Para ahli menganjurkan agar setiap orang dewasa berusia di atas 18 tahun melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap dua tahun sekali. Sementara itu, mereka yang memiliki faktor risiko, yakni berusia di atas 40 tahun, memiliki kolesterol tinggi, obesitas, merokok, dan punya riwayat penyakit kardiovaskular di keluarga, disarankan mengukur tekanan darahnya setahun sekali.

KEYWORD :

hipertensi jantung kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :