Kamis, 18/04/2024 18:50 WIB

Bank Indonesia Diingatkan Jangan Ikuti IMF

BI sebaiknya fokus pada hal-hal penting dan mendesak.

Bank Indonesia

Jakarta -  Anggota Komisi XI DPR, Faisol Riza mengingatkan kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru, Perry Warjiyo untuk tidak mengikuti resep  dari International Monetary Fund (IMF). Pasalnya, bisa saja akan membawa situasi Indonesia menjadi lebih buruk.

Faisol mengatakan, BI sebaiknya fokus pada hal-hal penting dan mendesak. Misalnya penurunan tingkat bunga perbankan, stabilitas nilai tukar rupiah dan mengelola neraca perdagangan yang defisit pada Januari 2018.

"Ada hal-hal yang segera dan perlu diselesaikan Gubernur Bank Indonesia (Perry Warjiyo). Dia tidak mesti harus mau mengikuti resep IMF,  karena lembaga ini acap salah," kata Riza kepada jurnas.com.

Politisi PKB ini membeberkan data resmi BI yang menyebutkan, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit sekitar USD 0,68 miliar pada Januari lalu. Kemudian pada Februari 2018 yang mencapai USD 0,12 miliar. Dari jumlah ini, maka total defisit dalam tiga bulan sejak Desember 2017 mencapai US$ 1,1 miliar.

Begitu juga dengan soal suku bunga kredit perbankan. Riza mengatakan, secara rata-rata masih tercatat di atas 10 persen hingga akhir tahun lalu. "Bunga kredit perbankan rata-rata tercatat 11,55 persen per Oktober 2017. Pun demikian dengan nilai tukar rupiah hari-hari ini yang nyaris menembus Rp 14 ribu per dolar," ujarnya.

KEYWORD :

Bank Indonesia IMF Perry Warjiyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :