Wimboh Santoso (Foto: Info Bank)
Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan industri keuangan syariah pada 2017 mencapai 27 persen atau lebih tinggi dibanding industri keuangan konvensional.
“Total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp1.133,23 triliun atau tumbuh 27%. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri keuangan konvensional. Bahkan, pangsa pasar sukuk Indonesia mencapai 19% dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara,” kata Wimboh dalam sambutan usai dilantik sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta, Sabtu (24/3).
Pertumbuhan itu, menurutnya menunjukkan Indonesia menyimpan banyak potensi untuk semakin mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah jauh lebih pesat sehingga semakin berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, menurut Wimboh pertumbuhan keuangan syariah ini belum optimal karena secara kelembagaan masih belum kokoh dalam menghadapi berbagai tekanan dari eksternal maupun untuk memacu pertumbuhannya.Berbagai program harus terus dibangun secara berkelanjutan seperti meningkatkan literasi keuangan atau tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk jasa keuangan syariah. Berdasarkan hasil survei OJK tahun 2016 lalu menunjukkan tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk keuangan syariah masih rendah, yaitu baru sebesar 8,11%, dengan tingkat literasi perbankan syariah sebesar 6,63%, Perasuransian Syariah 2,51% dan Pasar Modal Syariah 0,02%.
wimboh santoso masyarakat ekonomi syariah ketua