Kamis, 25/04/2024 20:17 WIB

Selama 3 Tahun, Ini Terobosan Menteri Pertanian

Inovasi dalam negeri cukup rendah, lantaran peneliti kurang dihargai.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Kompleks Kampus UGM, Yogyakarta, Senin (12/3)

Yogyakarta - Dalam rangka mewujudkan visi Lumbung Pangan Dunia 2045, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan terobosan-terobosan baru dari masalah kebijakan hingga masalah mesin pertanian (alsintan). Nah berikut Capaian Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran sulaiman selama tiga tahun lima bulan.

Pertama, masalah kebijakan. Salah satunya, regulasi tender diubah menjadi pengadaan langsung melalui e-catalog. Hal tersebut dilakukan, karena masalah pertanian harus diselesaikan segera mungkin, seperti pemberian bantuan.

"Ini tanaman semua, enggak bisa tunggu. Hari ini butuh, hari ini dikirim," ujarnya sela kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Kompleks Kampus UGM, Yogyakarta, Senin (12/3).

Kedua, Amran membenahi sumber daya manusia (SDM). Upaya yang dilakukan, di antaranya memperkenankan KPK menyadap pejabat di Kementan dan memecat dan mencopot oknum yang terbukti rasuah.

"Ini lelang jabatan yang demosi, mutasi, pecat, 1.295 (orang). Tambah satu kemarin. (Total) ada 1.296 (pejabat) sampai hari ini," ungkapnya. Proses administrasi langsung dikerjakan, begitu mendapatkan informasi anak buahnya terlibat permainan anggaran.

Amran juga pernah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sidak dilakukannya sendiri dengan gaya seadanya tanpa pengawalan.

Di lokasi, ia mendapatkan oknum setempat "bermain" dengan importir, agar proses pengecekan berlangsung cepat. Berikutnya, memerintahkan pimpinan Karantina setempat memecat pegawai tersebut.

"Enggak mau copot, you, saya copot," tegasnya. Setelahnya, kinerja petugas Karantina membaik. Sehingga, dwelling time pertanian di Tanjung Priok kini menjadi 0,9 hari.

Ketiga, adalah membenahi masalah alat mesin pertanian (Alsintan). Katanya, inovasi dalam negeri cukup rendah, lantaran peneliti kurang dihargai. Karena itu, ia meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuat regulasi agar inovator mendapatkan royalti.

Setelah mendapat "lampu hijau" dari Kemenkeu, belakangan peneliti mulai giat mengembangkan alsintan. Untuk itu, Amran meminta mereka membuat beragam alsintan.

"Minta buat combine harvester, excavator, buat traktor, semua jadi. Jadi, harus ada lompatan, enggak bisa kalau terstruktur cara berpikirnya. Indonesia akan kekurangan pangan nanti," imbuhnya.

Inovasi bibit unggul pun kian marak. Dengan demikian, produksi melonjak, ekspor menggeliat. Buktinya, sudah berhasil ekspor beras, jagung, dan bawang merah ke sejumlah negara. Manfaat lain, petani merasakan keuntungannya.

Amran juga mengingatkan, petani tak membutuhkan bantuan negara untuk berproduksi. Yang diharapkan cuma kebijakan tepat dan menguntungkannya.

Selain produksi meroket, devisa negara dari pertanian kian menggunung. Sejumlah negara tetangga juga mulai melirik Indonesia, agar ekspor ke sana.

Untuk itu, Menteri Amran berpesan kepada mahasiswa yang hadir, agar melanjutkan apa yang telah dilakukan Kementan. Harapannya, visi Lumbung Pangan Dunia 2045 terealisasi.

KEYWORD :

Kementan Amran Sulaiman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :