Ceo KAMI INDONESIA, Asri Anas
Makassar - Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar, Sulawesi Selatan, tumplek di Baruga Andi Pangerang Pettarani, Universitas Hasanuddin. Tak hanya kursi, beranda panggung hingga lantai dua gedung itu terlihat sesak.
Gedung yang biasa jadi perhelatan wisuda itu, kali ini justru mendengarkan orasi-orasi para tokoh. Ada aktivis korupsi Abraham Samad, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua KPPU Syarkowi Rauf, Senator Asri Anas, Anggota DPR Dedi "Miing" Gumelar, dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo."Mereka datang tidak kami mobilisasi, tapi kesadaran sendiri untuk bisa berkontribusi membangun karakter di era teknologi. Para tokoh ini kami hadirkan untuk memotivasi generasi muda," ujar Asri Anas, CEO "KAMI INDONESIA". Asri Anas dikenal sebagai anak muda yang tak pernah diam berpikir. Sang kutu buku kelahiran Pare Pare, Sulawesi Selatan pada 12 Juli 1975 ini merintis karier politiknya dari titik nol. Yaitu ketika masih aktif sebagai mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, Makassar. Meski bidang studinya sastra, Asri adalah aktivis mahasiswa yang bersikap kritis dan berani melakukan perlawanan terhadap rezim orde baru ketika itu.1. Anda seorang senator, usahawan, dan kini mendirikan "KAMI INDONESIA" apa yang menjadi dasarnya?
Bukan hanya saya yang dirikan, saya hanya menjadi inisiator. Alasan utama kami, karena kami ingin mengambil peran berkontribusi menjadi bagian memperbaiki kualitas generasi muda Indonesia dan juga berkontribusi mengawal persoalan bangsa dan negara. Karena kami memandang bahwa tantangan generasi jauh lebih besar pada era ke depan.
2. Anda masih Optimis dengan pemuda di masa datang untuk menjadikan Indonesia lebih baik di era teknologi sosial media yang kerap mengadu domba?
Saya sangat percaya, walau berat. Sebab umumnya, generasi muda kita saat ini jadi penikmat. Makanya, langkah pertama program "Kami Indonesia" adalah membangun satu semangat bersama para mahasiswa dalam menata bangsa dan negara dan semangat itulah yang kami sebut "SPIRIT OF INDONESIA". 3. Seperti apa Indonesia sekarang? konteknya ini adala pemerintahan?
Kondisi pemerintahan kita berjalan baik, dan lagi-lagi walau tantangan semakin berat. Tapi menurut KAMI INDONESIA, Pemerintah masih kurang fokus membangun dan mempersiapkan generasi muda sebagai pilar masa depan bangsa. Yang perlu diperhatikan, Terutama kampus. Karema mahasiswa saat ini tumbuh dalam kekangan pengawasan kekuasaan 4. Seperti apa yang mesti disikapi negara dengan berkembangnya teknologi, terutama sosmed yang kerap dituding sebagai perusak generasi?
Negara harusnya memberikan ruang supporting yang bagus, kemudian regulasi dan kemudahaan harus diberikan. Contoh KAMI INDONESIA sbagai organisasi jejaring berbasis IT, susah mencari regulasinya. Para start-up bisnis saat ini yang besar, bukan tumbuh karena support pemerintah, bahkan banyak tumbuh dan mengalami kendala. Bahkan mereka lebih cepat bergerak dari kesiapan regulasi yang dibuat pemerintah. Dan pemerintah, harusnya lebih siap menata tumbuhnya teknologi yang saat ini hampir merata seluruh Indonesia. 5. Setiap iven "Kami Indonesia" ribuan mahasiswa dan kalangan kritis terlihat antusias. Gerakan seperti apa yang ingin Anda lakukan?
Gerakan KAMI INDONESIA asalah gerakan berbasis teknologi. Kegiatan KAMI INDONESIA tidak ada mobilisasi, termasuk di kampus mereka hadir karena kesadaran efistimologi. Kesadaran untuk mengetahui kondisi bangsa sesungguhnya. Juga kesadaran untuk ikut menjadi bagian perubahan. KAMI INDONESIA ingin membuka dialektika yag rill. Kami tidak ingin mahasiswa misalnya, hanya membaca hal yang simpan siur di media sosial. Dan gerakan KAMI INDONESIA merupakan gerakan kritis yang ingin membangun kesadaran pemuda dan mahasiswa agar jangan selalu jadi objek bangsa ini. Apalagi, generasi muda kerap jadi sasaran Narkoba, menjadi korban LGBT dan jadi sasaran empuk kejahatan. Dan KAMI INDONESIA ingin ambil peran. membangun kesadaran substansi di kalangan generasi muda. KEYWORD :
Kami Indonesia Gerakan Sosial Asri Anas