Jum'at, 19/04/2024 08:18 WIB

NASA Temukan Air Lebih Banyak di Bulan

Studi ini bertentangan dengan teori bahwa air bulan terkunci di wilayah kutub

Astronot AS di Bulan (foto: Google)

San Francisco – National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan, air di bulan bisa jadi lebih luas ketimbang yang diperkirakan sebelumnya.  Mereka pun ingin menyelidiki sejauh mana air di bulan dapat diakses.

"Kami ingin menyelidiki ari tersebut. Tujuannya adalah untuk mencari tahu apakah air tersebut dapat diminum astronot, atau menjadi sumber bahan bakar untuk roket bertenaga hidrogen," jelasnya.

Sebelumnya, diperkirakan air bulan terkunci di wilayah kutub dengan jumlah berubah terus menerus. Studi terbaru ini bertentangan dengan beberapa teori sebelumnya, terutama gagasan, air di bulan hanya ada pada beberapa wilayah.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience ini berdasarkan data dari dua misi bulan NASA. Periset berharap temuan ini akan membantu menentukan bagaimana air sampai di bulan, dan bisa digunakan untuk misi NASA ke depan.

"Kami menemukan bahwa tak masalah pukul berapa atau lintang mana yang kita lihat; sinyal yang mengindikasikan air selalu tampak," ujar penulis utama studi tersebut Joshua Bandfield dalam pernyataan persnya, yang dipublikasikan pada Jumat (23/2)

"Keberadaan air tampaknya tak bergantung pada komposisi permukaan, dan airnya tetap di tempat," sambungnya

Ilmuan tetap kebingungan bagaimana air bisa sampai ke bulan, bisa jadi molekul tercipta oleh angin matahari, gelombang berpartikel bergerak dari matahari ke seluruh tata surya, menyentuh permukaan bulan.

Teori lain memperkirakan bahwa air tersembunyi di dalam mineral yang tercipta saat awal bulan terbentuk miliaran tahun lalu.

"Persoalan ilmiah ini amat, amat sulit, dan hanya dengan memanfaatkan banyak sumber dari misi berbeda kita bisa memetakan jawaban," kata ilmuwan NASA John Keller dalam pengumuman tersebut. (aa)

 

KEYWORD :

NASA Air Bulan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :