Selasa, 23/04/2024 17:26 WIB

Respon Eks Mentan Bungaran Saragih Soal Anjloknya Harga Gabah

Yang menjadi problem, petani lebih banyak menjual gabah, bukan beras.

Ilustrasi Impor Beras

Jakarta - Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih angkat bicara mengenai anjloknya harga gabah petani yang belum sebanding dengan penurunan harga beras di pasaran. Padahal, beras impor 500 ribu ton dari negara tetangga belum masuk.

"Problem harga ini dipengaruhi dua kekuatan. Pertama, kekuatan pengaruh impor beras yang sudah mau dan akan masuk. Kedua, pengaruh dari panen raya. Jadi, kalau panen naik dan impor masuk, harga beras dan padi (gabah) turun. Jadi ini soal timing saja," kata Bungaran, dalam siaran pers ke redaksi, Selasa (13/2).

Yang menjadi problem, petani lebih banyak menjual gabah, bukan beras. Sehingga, ketika terjadi panen raya dimana produksi meningkat, sementara impor belum sepenuhnya masuk, menjadi dalih pedagang atau perusahaan penggilingan padi belum mau buru-buru beli gabah petani dan tetap mempertahankan stoknya yang masih ada. Apalagi gabah ini termasuk komoditas pertanian yang bisa bertahan cukup lama.

"Namanya pedagang kan pasti hitung untung rugi. Makanya kita jangan andalkan pedagang tapi pemerintah pemerintah masuk ke dalamnya. Bulog ini walau sendirian dengan stok di bawah 10 persen saja sebenarnya sudah bisa berpengaruh ke harga," katanya.

Cara pedagang yang menunggu waktu ini pula, yang menurutnya, menjadi penyebab gabah anjlok sementara disisi lain harga beras penurunannya tidak terlalu signifikan.

"Gabah ini juga kan tidak langsung masuk ke konsumen, harus diubah dulu jadi beras, kemudian dibawa ke kota. Nah ini kan butuh waktu. Belum jadi suplai di level konsumen, (tapi) impornya sudah mau masuk. Tapi nanti ini pengaruhnya di petani. Gabah turun, harga beras turun, kalau panen sudah sempurna dan impor sudah masuk. Jadi soal timing saja dimana kecenderungannya nanti akan merugikan petani," katanya.

Akibatnya, lanjut ia, petani sudah barang pasti tidak bisa lagi harapkan harga yang ideal karena impor sudah masuk dan produksi dalam negeri melimpah mengingat Februari-Maret ini akan ada panen raya. Karena itu, untuk antisipasi harga gabah petani jatuh lebih dalam lagi, ia meminta Bulog segera melakukan pembelian. Disamping menjaga harga pembelian di tingkat petani, juga menjadi momentum bagi Bulog mengisi stoknya yang makin menipis.

"Supaya harga petani turun turun, Bulog harus bermain cepat melakukan pembelian. Coba lihat datanya di wilayah mana saja yang segera panen bersiap disitu. Apalagi masalahnya ini kan ada juga musim hujan, sewaktu panen tidak ada matahari, sementara alat pengering sangat terbatas. Ini juga sangat berpengaruh bagi petani," katanya.

Selain itu, ia menyarankan Bulog, melakukan evaluasi terhadap target impornya yang sebelumnya mencapai 500 ribu ton mengingat harga di level petani sudah turun, tinggal Bulog bagaimana untuk meresponnya. "Jadi Bulog laksanakan saja tugasnya," katanya.

Mengenai target serap gabah 4,4 juta ton dari petani hingga Juli nanti, Bungaran optimis hal itu bisa tercapai. Toh, sekarang sudah banyak wilayah yang panen dan harga turun. "Ini bukan persoalan sulit atau mudah. Tapi sudah menjadi tugasnya Bulog. Kalau ada kesulitan pasti akan ada kesulitan. Selesaikan saja kesulitan itu. Begitu. Jadi jangan cenderung mengimpor," tambahnya

 

 

KEYWORD :

Mantan Menteri Pertania Bungaran Saragih Beras




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :