Jum'at, 19/04/2024 02:36 WIB

Penjualan Buruk, GoPro Bakal Dilego

CEO GoPro Inc Nicholas Woodman

New York - Perusahaan kamera dan teknologi, GoPro Inc mengalami masalah sulit, terutama memburuknya penjualan. Selain memangkas 20% karyawan, menjual perusahaan menjadi opsi untuk keluar dari kesulitan.

Sejalan dengan lemahnya penjualan, saham perusahaan juga dilaporkan anjlok.

Seperti dilansir AFP, saat ini perusahaan  yang berbasis di California, Amerika Serikat itu memiliki 1.254 karyawan. Dari jumlah itu akan dikurangi hingga menjadi di bawah 1.000 orang.

Tindakan berikutnya, GoPro segera keluar dari bisnis drone. Sementara itu, CEO GoPro Inc Nicholas Woodman disebut-sebut akan menerima gaji hanya satu dolar AS (sekitar Rp13.429) tahun ini.

Seorang sumber mengatakan kepada AFP, GoPro mempekerjakan JPMorgan Chase untuk menasihatinya soal pilihan strategis, termasuk kemungkinan menjualnya.

Woodman sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan tersebut diperkirakan akan tetap independen, namun akan mempertimbangkan untuk menjualnya.

“Jika ada peluang untuk kami bersatu dengan perusahaan induk yang lebih besar guna membuat GoPro lebih besar lagi, itu hal yang akan kami pertimbangkan,” kata Woodman kepada CNBC dikutip AFP.

“Tentu saja kita perlu menjalankan bisnis seolah-olah kita akan independen, dan kami merencanakan dengan tepat," tambahnya.

GoPro memproyeksikan penjualan kuartal keempat sebesar US$340 juta dollar, jauh di bawah perkiraan para analis yakni sebesar US$474 juta dollar.

Menjelang musim liburan, GoPro menurunkan harga pada beberapa model kamera, yang mengangkat penjualan namun menurunkan marjin keuntungan.

"Meskipun mendapat dukungan pemasaran yang signifikan, kami menemukan konsumen enggan membeli HERO5 Black dengan harga yang sama dengan yang diluncurkan pada satu tahun sebelumnya. Perusahaan berkomitmen untuk mengubah bisnis sekitar 2018," ungkap Woodman.

KEYWORD :

GoPro Kamera




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :