Jum'at, 19/04/2024 08:49 WIB

Sanksi Baru AS untuk Korut Sasar 13 Perusahaan China

Pemerintah Amerika Serikat pada Selasa (21/11) memberlakukan sanksi terhadap 13 perusahaan China dan Korea Utara.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: Via Daily Start/Getty Images)

Washington  - Pemerintah Amerika Serikat pada Selasa (21/11) memberlakukan sanksi terhadap 13 perusahaan China dan Korea Utara. Perusahaan tersebut dinilai membantu dan mendukung negara Pyonyang mengembangkan nuklirnya melalui perdagangan.

Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan tindakan tersebut, sehari setelah Presiden Donald Trump memasukkan kembali nama Korea Utara sebagai negara yang mensponsori terorisme.

Sanksi baru tersebut membidik perdagangan antara China dan Korea Utara, yang disebut sebagai kunci untuk menekan Pyongyang agar mundur dari ambisinya untuk mengembangkan rudal berujung nuklir yang mampu memukul Amerika Serikat.

"Penunjukan ini akan menjatuhkan sanksi dan hukuman lebih lanjut kepada Korea Utara dan orang-orang terkait dan mendukung kampanye tekanan maksimum kami untuk mengisolasi rezim pembunuhan tersebut," kata Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven T. Mnuchin, dilansir Reuters, Rabu (22/11)

Sanksi tersebut termasuk masukkan daftar hitam tiga perusahaan China, Dandong Kehua Economy & Trade Co, Dandong Xianghe Trading Co, dan Dandong Hongda Trade Co. Menurut Steven T. Mnuchin, perusahaan ini menghasilkan lebih dari USD750 juta atau sekitar Rp10 triliun dalam perdagangan gabungan dengan Korea Utara.

Sanksi tersebut juga memasukkan daftar hitam Sun Sidong dan perusahaannya Dandong Dongyuan Industrial Co. Dalam laporan Juni, think tank Washington C4ADS mengatakan, perusahaan Sun Sidong adalah bagian dari jaringan perusahaan China yang saling terkait memperhitungkan sebagian besar perdagangan dengan Korea Utara.

Otoritas Amerika Serikat telah berulang kali menargetkan perusahaan dan individu dari kota Dandong di China, yang berbatasan dengan Korea Utara, karena diduga memiliki hubungan bisnis dengan Korea Utara.

Anthony Ruggiero, seorang ahli Korea Utara di Foundation for Defense of Democracies, mengatakan China tidak secara ketat menerapkan peraturan keuangan di wilayah Dandong. Akibatnya, Dandong menarik perusahaan yang tertarik menghasilkan keuntungan dengan menjual ke Korea Utara, katanya.

Sanksi baru tersebut juga menimpa beberapa perusahaan Korea Utara yang mengirim pekerja ke negara-negara seperti Rusia, Polandia, Kamboja dan China. Otoritas Amerika Serikat mengatakan mereka berusaha untuk memotong uang yang Korea Utara lakukan dari ekspor tenaga kerja.

 

 

KEYWORD :

China Amerika Serikat Ekonomi Korea Utara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :