FA (Foto: Marca)
Jakarta - Ketua FA (Football Asosiation) Grake Clarke mengungkapkan bahwa organisasinya mulai kehilangan kepercayaan publik setelah salah satu anggotanya dinilai bertindak diskriminatif terhadap mantan pelatih timnas Inggris, Mark Sampson.
Meski Badan Sepak Bola Inggris mengeluarkan permintaan maaf kepada publik minggu lalu kepada Eniola Aluko dan rekan wanita internasional Inggris Drew Spence setelah komentar yang dianggap "diskriminatif atas dasar ras".
Untuk itu, Clarke berjanji bahwa organisasinya akan menerapkan "prosedur pengungkapan pendapat atau pengaduan" pada Desember untuk memungkinkan individu mengajukan keluhan-keluhan mereka.
Clarke hadir di hadapan panel parlemen pekan lalu di mana Aluko mengatakan bahwa FA memiliki agenda untuk melindungi Sampson dan reputasinya, dan ketua tersebut menjelaskan penyelidikan itu sebagai "pengalaman pribadi yang mengharukan".
"Kami mengenali kesalahan yang telah kami buat, dan berharap kami dapat menunjukkan niat baik kami dalam bagaimana kami menangani serangkaian tuduhan yang tidak dapat disangkal. Kami gagal," kata Clarke.
"Penghakiman politisi, penghakiman media dan yang terpenting, penilaian publik sangat jelas - kami telah mengecewakan Eniola Aluko, Drew Spence dan Lianne Sanderson.
"Kami telah meminta maaf kepada mereka dan saya mengulangi permintaan maaf itu lagi hari ini," katanya.
Clarke menambahkan bahwa kurangnya kepercayaan publik salah satunya disebabkan oleh pengiriman uang FA yang besar dan kompleks serta persepsi publik tentang kurangnya kompetensi di dalam jajarannya.
"FA perlu meningkatkan keterbukaan terhadap publik dan memungkinkan pemain senior serta manajer berperan dalam tata kelola pemerintahannya, sementara membuat organisasi "lebih sederhana dan bersih" untuk memenangkan kembali kepercayaan yang telah hilang."
KEYWORD :FA Sepakbola Inggris Clarke FIFA
