Sabtu, 20/04/2024 01:21 WIB

CO2 di Atmosfir Meningkat, Indonesia Harus Tanggung Jawab

Sepanjang 2015 hingga 2016, bumi mengalami peningkatan CO2 paling pesat selama hampir 2.000 tahun belakangan.

Ilustrasi kekeringan

Jakarta – Ilmuwan NASA menyimpulkan kenaikan kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfir selama dua tahun terakhir, disebabkan oleh salah satu fenomena El-Nino yang terjadi pada 2015 silam.

Sepanjang 2015 hingga 2016, bumi mengalami peningkatan CO2 paling pesat selama hampir 2.000 tahun belakangan. Dan peningkatan itu sebagian besar berasal dari belahan bumi beriklim tropis, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data Satelit Orbiting Carbon Observatory-2 (OCO-2), NASA menemukan panas dan kekeringan yang terjadi di Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan bertanggung jawab atas lonjakan pelepasan CO2 di atmosfer. Jumlahnya pun meningkat pesat sejak 2011.

“Ketiga wilayah tropis ini melepaskan 2,5 gigaton (1 gigaton = 1 miliar ton) karbon dioksida, lebih banyak dari yang mereka lepaskan pada 2011,” kata peneliti Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA Junjie Liu dikutip dari IB Times, Senin (16/10).

“Analisis kami menunjukkan bahwa karbon dioksida tambahan ini jelas meningkatkan pertumbuhan CO2 antara 2011 hingga 216. Data OCO-2 memungkinkan kami mengukur bagaimana pertukaran karbon antara tanah dan atmosfir, di wilayah tertentu yang terdampak oleh El-Nino bertahun-tahun,” tambahnya.

Berdasarkan data yang diperoleh OCO-2, karbon dioksida tahun 2015-2016 lebih tinggi 50 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan itu mencapai 6,3 gigaton karbon, naik dari sebelumnya 4 gigaton per tahun. Sementara tingkat emisi yang dihasilkan manusia tidak menunjukkan peningkatan.

“Temuan tim menunjukkan bahwa jika iklim di masa depan membawa kekeringan lebih lama, seperti El-Nino terakhir, maka akan banyak karbon dioksida yang tertinggal di atmosfer, dan bumi akan makin hangat,” terang Deputi Proyek Ilmuwan OCO-2 Annmarie Eldering.

KEYWORD :

Pemanasan Global Karbon Dioksida Alam Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :