Sabtu, 20/04/2024 13:01 WIB

Bappenas Sebut Mal Sepi karena Konsumen Belanja ke Singapura

Menurut Bambang, masyarakat sekarang memang lebih gemar menabung dibanding berbelanja.

Suasana salah satu Mal di Jakarta.

Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro punya analisa unik saat menjelaskan sepinya pengunjung mal di Tanah Air belakangan ini.

Menurut dia, salah satu penyebab sepinya mal di Indonesia karena banyak warga yang  memilih belanja sembari berwisata ke Singapura dan Hongkong. Jadi sepinya pengunjung mal, kata dia, bukan karena daya beli masyarakat menurun.

"Jadi ada perubahan, kalau dahulu orang itu wisatanya belanja ke mal-mal, tapi sekarang wisatanya ke luar negeri ditambah belanja," ujar Bambang dalam seminar yang dihadiri investor prioritas dan private Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (26/09).

Lalu ia memperkuat pernyataannya, saat ini sulit memesan tiket pesawat ke Singapura dan Hong Kong pada akhir pekan karena sudah diborong oleh orang Indonesia yang hendak berbelanja. Kondisi itu, menurut Bambang, menandai perubahan pola konsumsi masyarakat.

"Ini yang menimbulkan, kenapa mal kosong. Itulah yang terjadi, terjadi perubahan," tambah dia.

Bambang menjelaskan mal-mal yang sudah sepi pengunjung atau sedang mengalami penurunan pengunjung mayoritas yang banyak menjajakan barang-barang ritel atau barang konsumsi untuk kalangan masyarakat menengah dan menengah ke bawah.

"Kayak ITC, Pasar Tanah Abang, Glodok dan lain-lain. Kalau mal menengah ke atas kayaknya masih tinggi pengunjung, orang pada membeli tas LV (Louis Vuitton)," ujarnya.

Ia menambahkan, penurunan pengunjung pusat perbelanjaan juga terjadi karena semakin banyak orang yang memilih berbelanja lewat jaringan perniagaan daring (e-commerce).

Penyebab lainnya, mantan menteri keuangan itu mengatakan, masyarakat kini lebih memilih berbelanja kebutuhan sehari-hari di gerai swalayan mini terdekat ketimbang pergi ke pusat perbelanjaan besar.

"Maka itu, data keuntungan perusahaan yang memiliki convention store meningkat. Di satu sisi yang punya swalayan besar pendapatannya menurun," ujar dia.

Selain itu, menurut dia, masyarakat sekarang memang lebih gemar menabung dibanding berbelanja. Hal itu, lanjut dia, terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang terus tumbuh.

Ia mengatakan perubahan pola konsumi semacam itu sulit direkam oleh Badan Pusat Statistik (BPS), karenanya pergerakan daya beli dicatat melemah oleh BPS. (Ant)

KEYWORD :

Bappenas mal daya beli




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :