Rabu, 24/04/2024 08:34 WIB

Lima Kebiasaan Ini Perburuk Kesehatan Sperma

Minuman bersoda buruk bagi kesehatan sperma, tentu saja jika seseorang mengonsumsinya setiap hari.

Ilustrasi Sperma

Jakarta, Jurnas.com - Kesuburan pria ditentukan kualitas spermanya. Jika kualitas sepermanya bagus, ia layak dikatakan pria subur. Sperma yang bagus akan mempercepat pembuahan pada perempuan. Sebaliknya, sperma yang buruk menghambat pembuahan sel telur pada perempuan, imbasnya memperlambat kehamilan.

Di lansir dari Daily Star, lima kebiasaan berikut ini dapat mempengaruhi kualitas sperma, yaitu;

Mengonsumi minuman bersoda
Minuman bersoda buruk bagi kesehatan sperma, tentu saja jika seseorang mengonsumsinya setiap hari. Minuman bersoda disebut sebagai salah satu pemicu memburuknya kesehatan sperma. Kandungan glukosa (gula) dalam mimunan bersoda cukup tinggi, sementara terlalu banyak gula dapat menyebabkan peradangan yang membatasi pergerakan sperma. Alkohol juga termasuk salah satu minuman yang dapat merusak kesehatan sperma.

Menggunakan pelumas tidak tepat
Banyak pelumas yang mengandung asam klorida, yang terkandung dalam asam benzoat, merupakan salah satu pengawet yang dapat membunuh sperma. Pemakaian pelumas yang mengandung asam seperti itu dapat menghambat kemampuan sperma berenang menuju sel telur.

Hindari menyimpan telepon genggam di saku
Radiasi yang dipancarkan smartphone dapat menyebabkan kerusakan sperma. Penelitian baru-baru ini mengemukakan bahwa radiasi pada telepon genggam dapat menghambat pergerakan sperma dan menurunkan jumlah sperma.

Kurang tidur
Di dalam Jurnal Fertility & Sterility, mengemukakan bahwa kualitas tidur berpengaruh pada jumlah sperma. Kurang tidur dapat menghambat pasangan Anda hamil, karena kualitas sperma menurun. Disarankan agar tidur selama tujuh jam dalam sehari.

Stress
Penelitian dari Columbia University menunjukkan bahwa stress dapat memperburuk kualitas sperma, bahkan mengacaukan hormon reproduksi Anda.

"Pria yang merasa stres lebih mungkin memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah dalam ejakulasi mereka, dan sperma mereka lebih cenderung menjadi cacat atau memiliki gangguan motilitas," ujar asisten profesor Epidemiologi dari Mailman School of Public Health, Pam Faktor - Litvak , PhD., seperti dilansir Science Daily.[]

KEYWORD :

Kesehatan Sperma




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :