Jum'at, 19/04/2024 21:43 WIB

Pemanfaatan Rute Bitung-Davao Picu Peningkatan Ekspor ke Filipina

Rute konektivitas laut Bitung-Davao/General Santos membuat Kementerian Perdagangan semakin intensif membuka peluang peningkatan ekspor ke pasar Filipina.

Forum Diseminasi Pengembangan Ekspor ke Pasar Filipina dengan Memanfaatkan Konektivitas Laut Bitung-Davao (Foto: Kemendag)

Bogor – Rute konektivitas laut Bitung-Davao/General Santos yang dibuka Presiden Joko Widodo dan Presiden Duterte pada 30 April 2017, membuat Kementerian Perdagangan semakin intensif membuka peluang peningkatan ekspor ke pasar Filipina. Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) menggelar “Forum Diseminasi Pengembangan Ekspor ke Pasar Filipina dengan Memanfaatkan Konektivitas Laut BitungDavao/GeneralSantos” di Bogor, pada Selasa (15/8).

“Kemendag turut mendorong pemanfaatan Roro Bitung-Davao untuk mendukung peningkatan ekspor nasional ke Filipina sebagai salah satu pasar ekspor potensial di ASEAN,” kata Direktur Jenderal PEN Arlinda diterima redaksi jurnas.com pada Kamis (17/8)

Kemendag menargetkan peningkatan ekspor 2017 ke Filipina sebesar 11,22% menjadi USD 5,8 miliar dari sebelumnya sebesar USD5,26 miliar pada 2016. Rute Bitung-Davao diharapkan dapat menjadi rute alternatif yang lebih singkat untuk meningkatkan konektivitas dan perdagangan internasional antara Indonesia dengan Filipina.

“Rute Bitung-Davao ini akan memberikan manfaat dalam peningkatkan perekonomian lokal termasuk mendorong rantai apsok global, merangsang pembangunan infrastruktur daerah, meningkatkan sektor pariwisata, membentuk hubungan udara langsung, dan meningkatkan arus
masuk investasi,” lanjut Arlinda.

Menurut Arlinda, bila rute Davao-General Santos-Bitung dapat berjalan dengan baik, maka Indonesia akan mempunyai keuntungan tambahan dalam hal pengurangan jarak berlayar dari Indonesia Timur, serta mengurangi waktu pengiriman.

Indonesia adalah mitra dagang sangat penting bagi Pulau Mindanao karena Indonesia masuk dalam lima besar negara asal impor/pemasok terbesar, yaitu pada urutan ke-4. Selama 2011-2015, impor Pulau Mindanao dari Indonesia meningkat rata-rata per tahun sebesar 10,8%. Impor Pulau Mindanao dari Indonesia pada 2015 mencapai USD 286,0 juta atau meningkat signifikanmencapai 79,7% dibandingkan pada 2014.

Kita punya  potensi yang cukup besar untuk produkseperti rumput laut, minyak goreng, tepung terigu, di samping produk potensial seperti bulir jagung, kopra, kopi, semen Portland, tuna yellowfin beku, lemak dan minyak hewani atau nabati, bahanbangunan, ikan cakalang, papan, konsol untuk voltase melebihi 1.000 volt, dan pupuk ammonium sulfat.

Para narasumber pada forum tersebut yaitu Konjen RI-Davao City, Direktur Kerja sama Pengembangan Ekspor, Kadin Indonesia komite Filipina, Kadin Provinsi Sulawesi Utara, perwakilan Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor, dan perwakilan Pelindo IV. Adapun peserta pada forum ini adalah pelaku usaha/eksportir dengan produk antara lain sabun,tekstil, furnitur, makanan dan minuman olahan, bahan kimia, batu bara, arang, dan konstruksi. Selain itu hadir pula perwakilan dari asosiasi, perusahaan jasa pengiriman, dan instansi terkait lainnya.

 

KEYWORD :

Kementerian Perdagangan Bitung-Davao




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :