Ilustrasi membaca via media online
Jakarta - Penulis dan perusahaan internet China mengajukan proposal untuk mencegah plagiarisme dan pelanggaran hak cipta yang menargetkan literatur online.
Proposal tersebut diajukan 16 pengusaha dan empat perwakilan penulis Internet di Beijing. Mereka menyerukan perlindungan hukum terhadap literatur online, serta mendorong integrasi industri novel, game, TV, dan animasi online China ke depan, dalam upaya mempromosikan budaya China di luar negeri
Setelah 20 tahun berkembang, literatur online menjadi industri budaya penting di China. Menurut laporan yang dikeluarkan `China Internet Network Information Center` pada Januari, skala pengguna literatur online sekitar 297 juta di China pada tahun 2015, menyumbang 43,1 persen dari semua pengguna dan merupakan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 2,89 juta.
Literatur online mendapat banyak perhatian dari raksasa internet di tahun lalu, Baidu, Tencent, dan Alibaba bergegas mendirikan departemen mereka sendiri yang didedikasikan untuk itu.
Industri yang sedang booming juga menjadi sarang plagiarisme. Pada Agustus, Tang Qi, seorang penulis novel berbasis web terkenal yang buku-bukunya diadaptasi menjadi serial TV blockbuster pada 2017, dilaporkan oleh banyak pengguna internet karena plagiarisme pada Agustus. Insiden tersebut menunjukkan kurangnya dukungan hukum bagi penulis asli secara online, karena saat ini tidak ada undang-undang khusus yang menargetkan plagiarisme online.
Menurut proposal tersebut, lima perusahaan yang menampilkan literatur online akan memulai kampanye mendorong novel online yang lebih baik, sementara Administrasi Pers, Publikasi, Radio, Film, dan Televisi Negara Bagian akan mendukung karya sastra online yang baik, serta adaptasi mereka terhadap film, permainan, atau animasi.
Peringatan Hari Lahir Pancasila, Syarief Hasan : Kita Perlu Meningkatkan Literasi Tentang Pancasila
China Media online Literasi