Kamis, 25/04/2024 22:14 WIB

INTERNASIONAL

Saudi Bayar 1,8 Miliar Untuk Iklan Anti Qatar

Sebuah lobi Saudi di Amerika Serikat telah meluncurkan kampanye iklan TV melawan Qatar iklan itu diperkirakan menghabiskan biaya $138 ribu setara Rp1,8 miliar untuk tujuh spot iklan dengan durasi 30 detik

Ilustrasi (Foto: Alejazeera)

Washington - Sebuah lobi Saudi di Amerika Serikat telah meluncurkan kampanye iklan TV melawan Qatar, iklan itu diperkirakan menghabiskan biaya $138 ribu setara Rp1,8 miliar untuk tujuh spot iklan dengan durasi 30 detik.

Aljazeera melansir, ketujuh spot iklan itu telah dibeli oleh Komite Urusan Hubungan Masyarakat Saudi Amerika (SAPRAC). Iklan yang mulai ditayangkan di NBC-4 Wahington pada 23 Juli itu, menyatakan bahwa Qatar mendukung terorisme dan menggoyahkan sekutu AS di wilayah tersebut.

Empat iklan itu akan tayang pada saat Meet the Press, sebuah program wawancara berita mingguan yang akan dibawakan oleh Chuck Todd, acara itu menampilkan interview Todd dengan para politisi tingkat tinggi.

Untuk empat titik penayangan dengan total 120 detik, SAPRAC membayar $120 ribu Rp1,5 miliar, atau $1000 setara Rp14 juta per detiknya.

Tiga iklan lain akan ditayangkan selama turnamen golf Inggris pada 23 Juli dengan harga $6000 setara Rp79 juta per satu iklan.

Kip Cassino, seorang wakil presiden eksekutif firma riset pasar Borrel Associates, mengatakan bahwa SAPRAC tidak mencoba untuk mempengaruhi publik, sebaliknya lembaga itu sedang mencoba untuk menarik perhatian para pejabat politik, mengingat spot yang dipilih untuk menayangkan iklan tersebut lebih ditujukan untuk pihak pejabat pemerintahan.

Richar Lau, profesor ilmu politik di Rutgers University yang khusus mempelajari efek media dalam kampanye dan persuasi politik juga setuju dengan pendapat Kip Cassino.

Menurutnya waktu dan fakta bahwa iklan itu hanya ditayangkan di DC semakin menunjukkan bahwa ada audiens tertentu yang dituju, yakni para politisi.

Lau meragukan keefektifan penayangan iklan tersbeut, ia mengatakan bahwa para ahli dan politisi di Washington DC, adalah individu yang paling banyak informais terkait kebijakan luar negeri, dan banyak yang telah memiliki pemikiran terkait siapa yang sesungguhnya mendanai organisasi ekstremis di Timur Tengah.

"Apa yang benar-benar mengejutkan saya adalah bahwa fakta bahwa Arab Saudi memulai strategi baru untuk mempengaruhi opini di Amerika," tambhanya.

KEYWORD :

Saudi Arabia Qatar Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :