Jum'at, 19/04/2024 08:32 WIB

Cegah Perdagangan Orang, KPPA Dirikan Sekolah Khusus Perempuan

Sekolah khusus perempuan ini diadopsi dari Ibu Lian di Poso yang mengumpulkan ibu rumah tangga di desa untuk bersekolah dan diberi keterampilan.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise

Ambon - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) akan mendirikan sekolah khusus perempuan untuk mencegah perdagangan orang yang kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan, perdagangan orang banyak terjadi karena rata-rata korban tidak memiliki pekerjaan atau karena tekanan ekonomi. "Dengan sekolah khusus perempuan ini, kami akan mendidik para perempuan agar mempunyai ketrampilan sehingga dia dapat mencari pendapatan bagi dirinya atau bagi keluarganya," kata Yohana di Ambon, Sabtu (8/7).

Dia mengatakan sekolah khusus perempuan ini diadopsi dari Ibu Lian di Poso yang mengumpulkan ibu rumah tangga di desa untuk bersekolah dan diberi keterampilan. Perempuan yang dikumpulkan oleh Ibu Lian berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, bahkan perempuan dalam radikalisme juga diberi pembinaan di sekolah tersebut.

Yohana menginginkan sekolah perempuan yang segera didirikan tersebut juga dapat merangkul seluruh perempuan tanpa diskriminasi. "Kami ingin memprioritaskan daerah-daerah multietnis dan daerah konflik sehingga kami harap sekolah tersebut dapat menyatukan perempuan ditempat tersebut," kata Yohana.

Sebagai percontohan, Kementerian PPPA akan mendirikan sekolah tersebut di Maluku, Kementerian PPPA akan memeberikan dana untuk pembuatan sekolah tersebut. "Kami akan mulai dari desa-desa, seperti di Maluku akan ada 17 desa yang dibangun sekolah perempuan itu. Kami harap perempuan bisa mandiri dengan sekolah tersebut," kata Yohana.

Selain itu Kementerian PPA juga akan membangun Sekolah Tinggi Ketrampilan Khusus Perempuan. Kementeriannya telah berkoordinasi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk membuat konsep pendidikan tersebut.

Pihaknya juga meminta beberapa akademisi untuk mengonsep sekolah jenjang D1 dan D2 itu. Menurut dia untuk meningkatkan kapasitas dan jumlah perempuan Indonesia bekerja disektor formal maka diperlukan pendidkan singkat, hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi TKW ilegal yang bekerja di luar negeri. "Jadi lulusan dari sekolah ini diharapkan dapat siap bekerja di luar negeri dengan kemampuan memadai sehingga dapat bersaing dengan pekerja dari luar," kata dia.

 

Sekolah tinggi ini pertama kali akan didirikan pertama kali di NTT pada September mendatang. "Jumlah perdagangan orang di NTT cukup tinggi, kami mulai membangun sekolah tinggi ini dari sana, setelah itu akan merembet ke daerah lain," kata dia. Ant

KEYWORD :

Menteri Yohana Perdagangan Orang Kementerian PPPA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :