Rabu, 24/04/2024 15:28 WIB

INTERNASIONAL

Macron dan Trump Kerjasama Serangan Kimia di Suriah

Seruan mereka sehari setelah Washington mengatakan, Presiden Suriah Bashar Assad tengah mempersiapkan serangan senjata kimia

Presiden Prancis, Emmanuel Macron (R) berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto: Reuters)

Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan mitranya dari Prancis, Emmanuel Macron menyetujui perlunya tanggapan bersama, jika terjadi serangan kimia lainnya di Suriah.

Seruan mereka sehari setelah Washington mengatakan, Presiden Suriah Bashar Assad tengah mempersiapkan serangan senjata kimia lainnya. Ia memperingatkan, bahwa rezimnya akan membayar harga yang mahal jika mereka melanjutkan serangan tersebut.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan, intelijen AS telah melihat aktivitas yang mencurigakan di lokasi peluncuran serangan kimia rezim tersebut pada April.

Beberapa hari setelah serangan di sebuah kota yang dikuasai oleh pemberontak di mana negera yang dijuluki Paman Sam melancarkan serangan rudal jelajah secara langsung terhadap rezim Suriah.

Kementerian Luar Negeri Prancis menolak untuk mengatakan pada Selasa (27/6) apakah mereka juga memiliki informasi tentang kemungkinan persiapan oleh rezim Suriah untuk melakukan serangan kimia.

Setelah pertemuan bulan lalu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sekutu Assad, Macron menarik garis merah(larangan) yang sangat jelas untuk penggunaan senjata kimia oleh siapapun dan memperingatkan akan melakukan pembalasan.

Pada  Agustus 2013, sebuah serangan kimia di dekat Damaskus membawa Prancis dan AS ke jurang intervensi militer gabungan di Suriah. Namun, Presiden AS Barack Obama, menyatakan bahwa serangan kimia akan melewati garis merah, akhirnya memutuskan untuk melawan tindakan militer.

AS dan Rusia malah melakukan kesepakatan mengenai penghancuran persediaan senjata kimia Suriah.

KEYWORD :

Suriah Senjata Kimiah Donald Trump Prancis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :